ETNOGRAFI & SEJARAH SULTENG MENERUT DAERAH

Peta Sulteng bagian Barat (Palu, Sigi, Parigi, Bada, Napu). Peta Sulteng bagian Timur (Poso, Tojo, Saluan, Mori)

Umum

Abendanon, E. C.
1910 Onderzoek van Centraal-Celebes: Tocht van Tante Pao naar de Masoepoe- en de Mamasa-rivier en over het Lette-gebergte naar de Sadang-monding” 79-106; “Vervolg: Beschrijving van het meergebied ten oosten van Malili” 506-29; “Vervolg: Tochten van Palopo, langs het Poso-meer, naar Kolone Dale van de Aomori-Baai naar de Golf van Tomini; van Poso naar en om het Poso-meer” 979-1001; “Vervolg: Tocht van het Poso-meer naar den mond van de Lariango-rivier” 1219-33 (Eksplorasi Sulawesi Tengah: Perjalanan Rante Pao ke Sungai Masupu dan Mamasa dan Melewati Pegunungan Lette ke Muara Sadang” 79-106; “Lanjutan: Deskripsi Kawasan Danau Timur Malili” 506-29 Lanjutan: Perjalanan dari Palopo, Menyusuri Danau Poso, ke Kolone Dale dari Teluk Tomori ke Teluk Tomini; dari Poso ke dan sekitar Danau Poso” 979-1001; “Lanjutan: Tour dari Danau Poso ke muara Sungai Lariang). TNAG Series dua, Jilid 27.
1915a Midden- Celebes-Expeditie. Geologische en geographische doorkruisingen van Midden-Celebes (1909–1910),  Vol. 1,  (Ekspedisi Sulawesi Tengah. Penyeberangan Geologi dan Geografis Sulawesi Tengah (1909–1910), Vol. 1) (Leiden, The Netherlands: E. J. Brill).
1915b Midden- Celebes-Expeditie. Geologische en geographische doorkruisingen van Midden-Celebes (1909–1910), Vol. 2. (Ekspedisi Sulawesi Tengah. Penyeberangan Geologi dan Geografis Sulawesi Tengah (1909–1910), Vol. 2) (Leiden, The Netherlands: E. J. Brill.)
1917 Midden- Celebes-Expeditie. Geologische en geographische doorkruisingen van Midden-Celebes (1909–1910), Vol. 3 Palaeontologie, Petrographie. (Ekspedisi Sulawesi Tengah. Penyeberangan Geologi dan Geografis Sulawesi Tengah (1909–1910), Vol. 3) (Leiden, The Netherlands: E. J. Brill.)
1917-18 Midden-Celebes- Expeditie. Geologische en geographische doorkruisingen van Midden-Celebes (1909–1910), Vol 4. (Ekspedisi Sulawesi Tengah. Penyeberangan Geologi dan Geografis Sulawesi Tengah (1909–1910), Vol. 4) (Leiden, The Netherlands: E. J. Brill.)

Adriani, Nicolaus & Albert C. Kruyt

1901 “Geklopte Boomschors als Kleedingstof op Midden-Celebes en hare Geographische Verspreiding in Indonesië” (Kain Kulit Kayu yang Dipukul Sebagai Kain Pakaian di Sulawesi Tengah dan Sebaran Geografisnya di IndonesiaInternationales Archiv fur Ethnographie 14: 
1912 De Bare’e-Sprekende Toradjas van Midden-Celebes (Penduduk Toraja yang berbahasa Bare’e)(3 jilid, dilengkapi sebuah peta bahasa) (4 vols.) (Batavia: Landsdrukkerij).

 

Ketiga jilid buku ini merupakan monografi lengkap daripada penduduk Toraja di Sulawesi Tengah bagian timur yang berbahasa Bare’e. Jilid I dan II masing-masing setebal 426 dan 468 hlm berisi monograf lengkap yang ditulis bersama Adriani dan Kruyt.

Jilid 1: Pada halaman 184-195 terdapat uraian mengenai peralatan rumah dan senjata api penduduk Toraja yang berbahasa Bare’e di Sulawesi Tengah. Peralatan rumah terdiri dari: tungku (tempat api) disebut posudo atau tondi. Tikar tidur, berbagai keranjang diantaranya yang memakai tutup yakni bungge, tempat menyimpan harta benda keluarga. Penahan hujan tersebut boru atau boya. Tempat tidur bayi disebut kobati. Sedang alat senjata ialah labu: parang, penai: pedang, kanta: perisai, mambunu: lembing. Pada jilid I halaman 403-406 diuraikan mengenai cara-cara pengobatan pada penduduk Toraja yang berbahasa Bare’e. Ada beberapa cara pengobatan yang dikenal penduduk. Pertama ialah cara pengobatan biasa artinya dengan menangani langsung bagian atau tubuh si sakit. Sedang macam pengobatan yang kedua ialah dengan pertolongan seorang dukun/shaman. Pengobatan jenis pertama seperti: Mosupa ialah dengan meludahi bagian tubuh yang sakit dengan kunyahan daun-daunan tertentu atau binatang tertentu. Kunyahan daun sirih dipoleskan pada kepala atau pada dada si sakit yang demam panas, agar dapat mendinginkan si sakit. Mangkomosi yakni dengan menempelkan daun-daunan tertentu pada bagian tubuh si sakit, misalnya mata bengkak harus ditempel daun sirih dan daun bawang atau batang tanaman puso (Lat. Amomum Album Bi). Untuk mengobati luka dalam dan keracunan ialah dengan daun tomare (Lat. Lathropha Curcas). Pengobatan dengan jalan memandikan si sakit dengan air bercampur ramuan tumbuhan tertentu. Pengobatan dengan meminumkan tuak/air yang sebelumnya sudah dicelupkan ke dalamnya bagian tubuh manusia atau binatang, misalnya kulit tengkorak. Pengobatan dengan benda-benda dari besi seperti parang yaitu setelah dipanaskan lalu ditempelkan pada si sakit. Pengobatan dengan cara mengurut. Mompadela ialah pengobatan dengan mengalirkan darah jika orang sering pusing kepala. Pengobatan jenis-jenis tersebut di atas mengenal pelbagai pantangan. Misalnya si sakit tidak boleh makan beberapa jenis tumbuhan dan binatang tertentu, seperti: buah labu (Lat. Legendaris Vulgaris Ser), ketimun, jagung, cabe dan daging kerbau putih. Pengobatan lainnya ialah dengan pertolongan dukun yang dilakukan dengan cara bernyanyi semalaman di dalam selubung kain fuya. Selama itu jiwa si dukun keluar dari tubuhnya pergi ke langit untuk memanggil semangat atau kekuatan hidup yang diperlukan si sakit agar kekuatannya bertambah atau pulih kembali. Dalam tugas itu si dukun dibantu oleh roh-roh yang tinggal di langit atau di awan. Pada akhir nyanyiannya sang dukun menyatakan telah beroleh semangat yang dibutuhkan, kemudian setelah selesai bernyanyi maka kepala si sakit diusapi yang katanya menyalurkan kekuatan hidup melalui kepalanya. Lalu dalam jilid II terdapat sedikit uraian mengenai cara pengguguran (aborsi).

Jilid 2: Pada halaman 2-54 terdapat uraian mengenai pola menetap dan bentuk rumah penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah, berikut upacara atau pesta yang berhubungan dengan pembangunan rumah. Juga dijelaskan tentang balai sakral. Menurut penulis, ada 3 tipe rumah tinggal, yakni: 1. Tipe A, yaitu tipe rumah orang Napu, Besoa dan Koro. 2. Tipe B, ialah tipe rumah orang Kulawi. 3. Sedang Tipe C ialah rumah orang Kaili-Sigi yang banyak mendapat pengaruh tipe rumah orang Bugis. Pada halaman 217 terdapat uraian mengenai pakaian penduduk Toraja dari Sulawesi Tengah. Bahan pakaian dulunya terbuat dari fuya tetapi kini hampir seluruhnya dari bahan katun. Pakaian pria terdiri atas : banga atau cawat, bagian badan atas tanpa baju kecuali pada upacara atau pesta memakai baju (seperti baju pria suku Makasar). Sehelai sarung yang dililitkan di bahu merupakan pelengkap pakaian, sekaligus berfungsi sebagai selimut penahan dingin. Di atas kepala biasanya memakai ikat kepala dari kain fuya yang berwarna. Tiap warna dan hiasan yang ditaruh sesuai dengan jumlah berapa kali si pemakai turut dalam peperangan/pengayauan. Sebuah kampuh sirih watu tu namanya ialah tempat sirih, kapipi merupakan pelengkap pakaian pria yang penting. Di dalam watutu biasanya juga tersimpan beberapa biji jagung (yang telah kering) atau juga batu putih kecil-kecil yang digunakan untuk keperluan meramal. Pakaian wanita terdiri dari. Pariba (sarung), bagian atasnya karaba atau lembe (semacam blus lengan pendek). Pakaian sehari-hari biasanya berwarna hitam dan tidak diberi hiasan apa pun. Pakaian untuk pesta/upacara dibuat dari bahan fuya yang lebih halus dan tipis sehingga seperti kertas dan hanya tahan dipakai selama pesta/upacara saja (biasanya 3 sampai 7 hari) setelah itu biasanya sudah koyak. Pakaian ini diberi warna yang menyolok dan sering diberi macam-macam hiasan. Di daerah pegunungan seperti daerah Bada’, Napu, Besoa dan Kulawi pakaian para wanita bahagian bawah tampak seperti rok bersusun. Sebagai kelengkapan dan hiasan dipakai tudung kepala yang disebut toru atau tinii, ada yang dihiasi dengan potongan-potongan kain dan potongan-potongan mika. Kalung manik-manik ialah sogiti. Semakin tua umur manik-manik tersebut semakin berharga karena ia dianggap mengandung daya kekuatan yang dapat memperkuat semangat hidup pemakainya Sogoti yang lebarnya 5 span dinilai seharga 1 budak sedang yang hanya 1 span seharga seekor kerbau. Subang (jali) dari kayu, kemudian gelang tangan dan gelang kaki ada yang terbuat dari tembaga. Perlengkapan seorang gadis biasanya memakai seuntai rumput/tanaman yang berbau harum biasanya dari tanaman tertentu yakni porotomu, daun peterseli. Tanaman ini diselipkan di sarung bagian belakang di pinggang bagian belakang. Pada masa lalu para wanita yang belum kawin adalah aib bila tidak memakai baju atau penutup dada, sedang bagian-bagian tersebut telanjang saja bagi mereka yang telah bersuami karena sedang bekerja, kecuali bila masa panen mereka diharuskan memakai baju sebagai penghormatan terhadap padi. Pada halaman 196 diuraikan mengenai makanan dan minuman dari penduduk Toraja yang berbahasa Bare’e di Sulawesi Tengah. Makanan utama penduduk ialah beras, kemudian jagung dan sejenis gandum atau wailo (Lat. Sorghum Vulgare), dan sagu (Lat. Metroxylon). Jenis tumbuhan yang dimakan sebagai sayuran ialah ketimun, labu, kacang-kacangan dan sebagainya. Jenis daging seperti daging kerbau, babi dan ayam serta kambing umumnya dimakan dalam rangka pesta atau upacara saja. Minuman yang digemari penduduk ialah tuak (pongasi) yang dibuat dari beras. Pada halaman 379 terdapat uraian mengenai alat-alat musik yangdimainkan penduduk Toraja Sulawesi Tengah. Alat-alat tersebut ialaha. Gendang, dari bentuknya dapat dibedakan atas 3 jenis yakni gendang ganda, gendang yang bentuknya amat besar biasanya disimpan dibalai sakral. 2. Gendang tibu, bentuknya serupa gendang ganda hanyaukurannya lebih kecil. Kedua jenis ini tersimpan di balai sakral digantung dalam lobo. 3. Gendang karatu, ialah gendang kecil yang ping-gangnya ramping membunyikannya harus diletakkan di lantai. b. Jenisalat musik tiup seperti terompet (tambolo) terbuat dari bambu, danada pula terompet dari kerang triton. Dibunyikan bila pulang dariperang sebelum masuk desa. Kemudian suling yang dibedakan atas:1. Lolowe, yakni suling yang ditiup dengan mulut dan 2. Sanggona,suling yang ditiup dengan hidung. c. Alat musik gesek atau yang bertali seperti geso-geso dunde (instrumen dengan 1 snar), dan tandilo, d. Ree-ree, ialah instrumen musik dari bambu dengan tali-tali (snar) yang umum dimainkan oleh kanak-kanak setelah panen.

Jilid 3: Jilid III setebal 717 hlm khusus berisi bahasa dan kesusastraan Bare’e yang dikerjakan. Pada jilid IlI halaman 461-710 terdapat uraian mengenai bentuk-bentuk puisi penduduk Toraja Bare’e dari Sulawesi Tengah. Menurut penulis ‘di sana terdapat 5 jenis puisi. Pertama ialah golongan pantun 4 baris seperti kajori, balingoni atau disebut laolitani. Isi pantun-pantun tersebut ialah tentang percintaan nasihat dan sebagainya Polinga atau Popasangke ialah nyanyian bersahut-sahutan waktu panen. Jonjo Awa ialah nyanyian dengan reffrein pada waktu me nunggui jenasah Sedangkan Ohaio ialah nyanyian para pembuat perahu yang mengisahkan proses pembuatan perahu. Dulua ialah syair yang berisi soal-soal politik, kata-katanya banyak mengambil kata-kata dari bahasa Indonesia/daerah lain. Kedua ialah puisi tarian yang mengiringi tarian raego misalnya. Ketiga ialah syair yang dinyanyikan dalam hubungan perang dan pengayauan seperti pondolu dan ento yang mengisahkan jalannya perang dan pengayauan. Khusus ento merupakan bagian dari pesta/upacara penyambutan para pendekar yang kembali dari peperangan, mereka disambut di Balai Sakral. Ke-empat ialah puisi keagamaan yang berupa mantra-mantra dan doa yang dinyanyikan. Kelima ialah nyanyian kanak-kanak untuk meng- iringi bermain dan nyanyian untuk menidurkan anak.

Bagian I: Bab I Het Gebeid der Toradja’sche talen (Wilayah Bahasa Toraja); Bab II Bijzonderheden omtrent de Bare’e Taal (Detail tentang Bahasa Bare’e); Bab III Bijzondere taal in het Bare’e (Bahasa khusus di Bare’e); Bab IV Het Bare’e als Toradja’sche taal (Bare’e sebagai bahasa Toraja).

Jilid 4 (Platten en Kaarten) (Foto-foto dan Peta).

Grubauer, Albert

1913

Unter Kofjägern in Central-Celebes (Di kalangan pemburu kepala di Sulawesi Tengah) (Leipzig, R. Voigtländer Verlag), 608 hlm., berilustrasi foto dan dilengkapi sebuah peta

Buku ini berupa laporan perjalanan yang dilakukan penulis selama tiga setengah bulan ke daerah-daerah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Bagian pertama adalah catatan perjalanan ke daerah Sulawesi Tenggara, bagian kedua ialah perjalanan ke daerah Toraja Sulawesi Selatan, dan bagian ketiga ialah perjalanan dari Palopo melintas hingga ke Teluk Tomini di Sulawesi Tengah dan terakhir dari Teluk Tomini menjelajahi pegunungan Lore hingga tiba di Teluk Palu. Laporan tersebut mencakup deskripsi singkat mengenai penduduk-penduduk daerah yang dilalui beserta kebudayaannya seperti bentuk rumah, pakaian dan perhiasan, peralatan, adat permainan-permainan rakyat, adat pemotongan kepala upacara-upacara dan sebagainya. Pada akhir buku terdapat daftar nama-nama benda kebudayaan materiil dalam bahasa Jerman, bahasa Luwu Tobela, Toraja, To Dampu, To Napu, To Bada’ dan bahasa Kulawi. Dalam bahasa Jerman.

Harvey, Barbara S.

1977 Permesta: Half a Rebellion. (Permesta: Setengah Pemberontakan) (Ithaca, N.Y.: Cornell Modern Indonesia Project Monograph Series No. 57.)

Henley David E.F. & Caldwell I.

2008

Kings and covenants: stranger-kings and social contract in Sulawesi” (“Raja dan Perjanjian: Orang Asing sebagai raja dan contra sosial di Sulawesi”Indonesia and the Malay World 36(105): 269-291.

Tulisan ini mengeksplorasi hubungan antara raja asing dan otoritas kontraktual dalam sejarah pulau Sulawesi (Indonesia). Di sebagian besar wilayah Sulawesi, stratifikasi sosial dan politik selalu menonjol. Pada saat yang sama kekuasaan raja dan kepala suku dibatasi oleh kontrak sosial yang kurang lebih eksplisit yang mendefinisikan hak dan kewajiban mereka sehubungan dengan komunitas politik secara keseluruhan, biasanya terdiri dari oligarki bangsawan lokal. Kontrak-kontrak ini, yang dinyatakan selama upacara pelantikan dan pada acara-acara ritual lainnya, didukung oleh ancaman kekerasan yang realistis terhadap penguasa, serta sanksi supernatural. Selain karakter kontraktualnya, ciri khas lain dari kerajaan Sulawesi adalah bahwa para penguasa dianggap sebagai orang luar bagi masyarakat – biasanya karena asal usul asing dan/atau ilahi, kadang-kadang mungkin juga sebagai akibat dari penyakit atau kelainan fisik. Orang asing-raja meningkatkan efektivitas kontrak sosial dengan membuat penguasa lebih mudah bagi rakyatnya untuk mendisiplinkan atau menggulingkan jika perlu, dan lebih sulit bagi mereka untuk iri atau benci, serta lebih objektif dan tidak memihak dalam berurusan sendiri dengan mereka. Poin-poin ini diilustrasikan dengan menggunakan data sejarah dan antropologis dari berbagai bagian Sulawesi, khususnya kerajaan Bugis di semenanjung barat daya, kesultanan pulau Buton dan Banggai di lepas pantai timur, dan kepala suku Gorontalo dan Buol di utara.

Kaudern, Walter

1921

I Celebes Obygder 1 (Di Pemukiman Celebes 1) (Stockholm: Albert Bonniers Förlag). Bahasa Swedia

1921

I Celebes Obygder 2 (Di Pemukiman Celebes 2) (Stockholm: Albert Bonniers Förlag). Bahasa Swedia

1925a

Structures and Settlements in Central Celebes. (Struktur dan bangunan tempat tinggal di Sulawesi Tengah) (Goteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)

Penulis mengkategorikan bangunan-bangunan pada orang Toraja Sulawesi Tengah atas 3 bentuk, pertama, Balai sakral (lobo) yang meliputi 7 tipe yakni tipe-tipe: Kulawi, Pipikoro, Mopahi, Lindu, Towulu, Benda-Besoa, Boku. Kedua, bangunan rumah tinggal yang meliputi 3 buah tipe, yakni tipe rumah Kulawi, tipe rumah Napu-Besoa-Koro dan tipe rumah Kaili-Sigi. Ketiga, Lumbung yang meli- puti 2 tipe, yakni tipe gampiri, dan tipe paningku. Penulis menyebutkan bahwa perbedaan di antara ketiga bentuk bangunan tempat tinggal disebabkan oleh struktur bagian bawah rumah yang mem- pengaruhi bentuk bangunan atasnya.

1925b Migrations of the Toradja in Central Celebes. (Migrasi Toraja di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1927

Musical instruments in Celebes. (Alat musik di Celebes) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag).

Jilid 3 berisi uraian mengenai pelbagai alat musik yang dipergunakan penduduk Sulawesi termasuk penduduk Toraja Sulawesi Tengah.

1929

Games and dances in Celebes  (Permainan dan tarian di Sulawesi) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)

Dalam bukunya ini penulis menguraikan pelbagai permainan rakyat di Indonesia umumnya dan di Sulawesi khususnya. Baik mengenai fungsinya, asalnya, persebarannya dan deskripsi permainan maupun cara bermainnya. Buku ini dilengkapi dengan sejumlah peta distribusi berbagai jenis permainan yang ada. Daerah Sulawesi Tengah dengan jenis-jenis permainannya yang dikenal penduduk dapat dilihat dalam peta 30, peta 1, peta 3, peta 5, peta 6, peta 12, yang meliputi permainan-permainan sepak kaki, berjalan di atas bambu atau batok kelapa, ayunan, badminton gangsing dan lain sebagainya. Mengenai permainan sabung ayam menurut penulis khusus terdapat di kalangan penduduk Sulawesi Selatan (Bugis) saja.Pada bagian kedua dari buku tersebut yakni bagian Tarian. hlm. 381-498, oleh penulis disebut bahwa berdasar klasifikasinya di bidang seni tari penduduk Toraja, Palu, Poso, Koro dan Sa’dan hanya mengenai I jenis tari saja. Pertama ialah jenis tari lingkaran contohnya adalah Raego. Kedua ialah jenis tarian keagamaan contohnya adalah tarian yang dilakukan oleh balia dan burake (priesteress) dalam rangka tugas- tugas mereka. Sedang jenis tarian profesi untuk daerah ini tidak cara kematian.

1935

Notes on plaited anklets in Central Celebes (Catatan mengenai gelang kaki yang dianyam di Sulawesi Tengah) (Gotheborg, 1935, 25 hlm., dilengkapi sebuah peta, berilustrasi gambar dan foto-foto).

Penulis menguraikan gelang kaki dari anyaman rotan atau dari sejenis ilalang yang biasa dipakai oleh gadis-gadis di bahagian barat laut Sulawesi Tengah. Gelang itu dimaksud untuk memperindah bentuk pergelangan kaki dan harus ditanggalkan ketika kawin.

1938 Megalithic finds in Central Celebes.  (Penemuan Megalitik di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1940 “The Noble Families or Maradika of Koelawi, Central Celebes” (Keluarga Bangsawan atau Maradika Kulawi, Sulawesi Tengah) Ethnologiske Studier 11: 31-124.
1944

Art in Central Celebes (Seni di Sulawesi Tengah).

Kedua jilid ini berisi uraian mengenai kerajinan penduduk Toraja Sulawesi Tengah. Jilid VI berisi uraian tentang seni hias dan menyulam pakaian kulit kayu (fuya) sedangkan jilid VII berisi uraian mengenai seni ukir kayu, seni menganyam dan seni pandai besi dan logam.

Kotilainen, Eija-Maija

1990 “Cultural history of the Pacific and the bark cloth making in Central Sulawesi” (Sejarah budaya Pasifik dan pembuatan kain kulit kayu di Sulawesi Tengah) In Culture and History in the Pacific, edited by J. Siikala, pp. 202-216. Helsinki: Finnish Anthropological Society.
1992 “When the Bones are Left”: A Study of the Material Culture of Central Sulawesi (“Ketika Tulang Ditinggalkan”: Kajian Budaya Material Sulawesi Tengah) (Helsinki: Finnish Anthropological Society, Transactions No. 31).

Kruyt, Albert C.

1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Sarasin, Paul & Frits

1905 Reisen in Celebes ausgefuhrt in den Jahren 1893-1896 und 1902-1903. (Perjalanan di Sulawesi terjadi pada tahun 1893-1896 dan 1902-1903) 2 vols. (Wiesbaden: Kreidel). (Dalam Bahasa Jermin)

Suryadarma, Priyanti Pakan

1977 “Orang Toraja: Identifikasi, Klasifikasi dan Lokasi.” Berita Antropologi IX (32-33): 21-49.
1986

“Bibliografi Bernotasi Folklor Toraja” Berita Antropologi XII (42) : 1-195.

Pendahuluan

Umum

Folklor Lisan

Folklor Sebagian Lisan

Folklor Bukan Lisan

Bada

Darojah, Citra Iqliyah

2013 Corak Budaya Austronesia pada Rumah Tradisional Lembah Bada, Sulawesi Tengah Dan Rumah Tradisional Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (Studi Etnoarkeologi)Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat 5(2): 75-94.
2018 Tradisional atau Modern: Dampak Kebijakan Perumahan Rakyat terhadap Bangunan Tradisional di Bada, Sulawesi TengahKALPATARU Majalah Arkeologi 27(1): 89-104.

Kruyt, A.C.

1909 “Het Landschap Bada in Midden-Celebes” (Lanskap Bada di Sulawesi TengahTNAG 2nd ser. 26(3): 349-80.
1912 Dengan N. Adriani De Bare’e-Sprekende Toradjas van Midden-Celebes (Toraja Sulawesi Tengah yang Berbahasa Bare’e) Volume 1,  Volume 2(3 vols.) (Batavia: Landsdrukkerij).
1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Woensdregt, Jac.

1925 Mythen en Sagen der Berg-Toradja’s van Midden-Selebes (Mite dan Sage dari penduduk Toraja pegunungan di Sulawesi Tengah(Verhandelingen van het Koninklijk Bataviaasch Genootschaap van Kunsten en Wetenschappen, 1925, Vol. 65(3)) Jilid 1, Jilid 2
1928 De Landbouw bij de To Bada’ in Midden Celebes” (Pertanian To Bada’ di Sulawesi TengahTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 67: 125-255.
1928 Het Zegenen der Buffels in Bada” (Upacara merestui kerbau di Bada’) MNZG  72: 227-49.
1929 Verloving en Huwelijk bij de To Bada’ in Midden Celebes” (Pertunangan dan Perkawinan pada orang Bada’ di Sulawesi Tengah) Bijdragen KITLV 85(2/3): 245-290.
1929 Zwangerschap en geboorte bij de To Bada’ in Midden-Celebes” (Kehamilan dan kelahiran di kalangan penduduk Bada’ di Sulawesi Tengah), K.T. 18: 352-366.
1930 Het kind bij de To Bada in Midden Selebes” (Anak pada orang To Bada’) Koloniaal Tijdschrift 19: 321-35.
1930 Lijkbezorging bij de To Bada” (Mengurus jenazah pada orang Bada’) Bijdragen KITLV 86(3/4): 572-611.
2000 Dengan Elisabeth Woensdregt, and Nol Kraan. Twee Blijde Boodschappers: Brieven Uit Bada Van Jacob En Elisabeth Woensdregt, 1916-1928. (Dua Utusan Senang: Surat Dari Bada Dari Yakub Dan Elisabeth Woensdregt, 1916-1928) (Zoetermeer: Boekencentrum).

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara

2013 CBFM [Community Based Forest Management] Di Komunitas Adat Tampo Bada. (Jakarta Selatan: Aliansi Masyarakat Adat Nusantara).

Besoa

Kaudern, Walter

1925 Structures and Settlements in Central Celebes. (Struktur dan bangunan tempat tinggal di Sulawesi Tengah) (Goteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1925 Migrations of the Toradja in Central Celebes. (Migrasi Toraja di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1938 Megalithic finds in Central Celebes.  (Penemuan Megalitik di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag).

Kruyt, A.C.

1908 “De Berglandschappen Napoe en Besoa in Midden-Celebes”(Daerah pegunungan Napu dan Besoa di Sulawesi Tengah) TNAG 2nd ser. 25(6): 1271-1344.
1912 Met N. Adriani De Bare’e-Sprekende Toradjas van Midden-Celebes (Toraja Sulawesi Tengah yang Berbahasa Bare’e) Volume 1,  Volume 2(3 vols.) (Batavia: Landsdrukkerij).
1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Bungku

Goedhart, O.H.

1908 “Drie Landschappen in Celebes (Banggai, Boengkoe, Mori)” (Tiga Lanskap di Sulawesi (Banggai, Bungku, MoriTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 50: 442-548.

Mahid, Syakir

2012 Dengan Haliadi Sadi, Wilman Darsono Sejarah Kerajaan Bungku. (Penerbit Ombak Jogyakarta).

Velthoen, Esther J.

1997 “‘Wanderers, Robbers and Bad Folk’: the Politics of Violence, Protection and Trade in Eastern Sulawesi 1750–1850” (‘Pengembara, Perampok dan Orang Jahat’: Politik Kekerasan, Perlindungan dan Perdagangan di Sulawesi Timur 1750–1850) in Anthony Reid ed. The Last Stand of Asian Autonomies: Responses to Modernity in the Diverse States of Southeast Asia and Korea, 1750–1900 (Springer; SEESEA), 367-88.

Donggala

Chalid, Syamsuddin Hl.

1981 Dengan Hali, Abdul Gani, Tadulako dalam Persepsi dan Konsep Budaya Komunitas Kecil Suku Kaili dan Suku Kulawi di Kabupaten Donggala (Palu: Balai Penelitian Universitas Tadulako)

Djafar, Suaib.

1990 Laporan penelitian adat Balia di Tanah Kaili, Kab. Donggala: suatu tinjauan sosial religius. ([Palu]: Balai Penelitian, Universitas Tadulako).

Donggala Banawa

1905

“Het Landschap Donggala of Banawa” (Lanskap Donggala atau BanawaBijdragen KITLV 58(3/4): 514-531.

Dalam artikel ini terdapat uraian mengenai pakaian penduduk Banawa di Sulawesi Tengah bagian Barat yang amat dipengaruhi oleh kebudayaan Bugis-Makasar dan pengaruh Islam. Pada halaman 514-531 terdapat uraian mengenai alat-alat senjata yang digunakan oleh penduduk Banawa seperti: Guma ialah parang dengan tali pengikat pada pinggang. Hulunya berupa ukiran berbentuk mulut buaya terbuat dari tanduk, sarungnya dari kayu. Parang seorang terkemuka biasanya baik hulu maupun sarungnya dilapisi dengan timah tipis. Lembing. Sumpitan dengan anak panahnya yang beracun. Tameng berbentuk oval terbuat dari jenis kayu yang empuk, kedua sisinya dihiasi kulit kerang dan rambut atau bulu kera. Perlengkapan prajurit selain membawa senjata tersebut di atas juga membawa tikar tidur, memakai jimat yang digantung pada dada dan memakai songko’ (semacam topi) dari anyaman rotan yang diberi hiasan bulu-bulu burung dan ayam.

Korompot, Ratu Ratna

2019 Analisis Karya Cipta Motif Sarung Donggala Serta Perlindungan Tentang Pemajuan Kebudayaan Sulawesi TengahJurnal Surya Keadilan : Jurnal Ilmiah Nasional Terbitan Berkala Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bengkulu 3(1): 77-91.

Kruyt, A.C.

1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah), Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. . Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Li, Tania

1993 Rapid appraisal and baseline data for refined target group identification : Desas E’Eya, Ulatan and Palasa Tengah, Kecamatan Tomini, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah” (Penilaian cepat dan data dasar untuk identifikasi kelompok sasaran yang disempurnakan: Desas E’Eya, Ulatan dan Palasa Tengah, Kecamatan Tomini, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah) Sulawesi Regional Development Project Discussion Series: Discussion Paper #2 (University of Guelph and Directorate General of Regional Development (Bangda) Department of Home Affairs, Indonesia. In cooperation with The Canadian International Development Agency (CIDA)).

Mamar, Sulaiman

1984 Dengan Malappalahere, Farid and Wayong, P.  Sejarah sosial daerah Sulawesi Tengah (wajah kota Donggala dan Palu). (Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional).

Nur, Rosmala

2014 Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Kekerasan terhadap Perempuan Masa Hamil di Kabupaten Donggala, Sulawesi TengahHumaniora 24(1): 37-49.

Suparta, I.

2014 Penerapan Konsep Asta Kosala Kosali bumi pada Arsitektur Rumah Tinggal Masyarakat Hindu di desa Karya Mukti Kecamatan Damsol Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah” Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan Hindu, 5(1): 49-57.

Wika, Rheiny Aldila Putri

2016 Dengan M. Baiquni “Strategi Penghidupan Masyarakat Nelayan di Kawasan Pesisir Kelurahan Labuan Bajo Kabupaten Donggala, Sulawesi TengahJurnal Bumi Indonesia 5(3): 1-9.

Wiseno, Bambang

2019 Masalah Kesehatan Penyintas Gempa dan Tsunami di Donggala, Sigi dan Palu” Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan 5(1), 32-37.

Walukow, A.

2012 Dengan Steven Sumolang; Neni Kumayas; Ikhwal; and Ardhie Wynardhie. Menggali Kearifan Lokal Kaitannya Dengan Konservasi Lingkungan Pada Masyarakat Donggala Khususnya Kaili Da’a Di Sulawesi Tengah (Yogyakarta: Kepel Press)

Kaili (Da'a)

Kruyt, A.C.

1926 Pakawa, een landstreek in de onderafdeeling Paloe (Midden Celebes)” (Pakawa, suatu daerah dari onderafdeeling Palu ( Sulawesi Tengah )TNAG., 63(4): 526-44.
1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Kaili (Ledo)

Adriani, N. & A.C. Kruyt

1900 “Van Posso naar Parigi, Sigi and Lindu” (Dari Poso ke Parigi, Sigi dan ke LinduMNZG 42: 369-535.

Agustan

2019 Fenomena Tanda Dalam Mantra Balia Suku Kaili di Sulawesi Tengah: Kajian Metasemiotika” Jurnal Bahasa dan Sastra 4(4): 116-31.

Andriansyah

2018 Dengan Syakir Mahid, Ismail Suardi Wekke “Gather the Scattered in Kaili Land: Pluralism, Religiosity, and Integration of Central Sulawesi Society” MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 42(1): 171-88.

M. Asri B.

2016 Dengan St. Rahmah, Ratna Amin, Pantun (vaino) masyarakat Kaili (Makassar : De La Macca).

Chalid, Syamsuddin Hl.

1981 Dengan Hali, Abdul Gani, Tadulako dalam Persepsi dan Konsep Budaya Komunitas Kecil Suku Kaili dan Suku Kulawi di Kabupaten Donggala (Palu: Balai Penelitian Universitas Tadulako).

Djafar, Suaib.

1988 Laporan penelitian pakaian adat tradisional suku bangsa Kaili. ([Palu]: Balai Penelitian, Universitas Tadulako).
1990 Laporan penelitian adat Balia di Tanah Kaili, Kab. Donggala: suatu tinjauan sosial religius. ([Palu]: Balai Penelitian, Universitas Tadulako)
2012 Mengenal Adat Kaili Di Sulawesi Tengah. (Yogyakarta: Ombak)
2014 Kerajaan dan dewan adat di tanah Kaili, Sulawesi Tengah. (Yogyakarta: Penerbit Ombak)

Faidi, Ahmad

2015 Suku Kaili: pelestari solidaritas sosial (Makassar: Arus Timur)

Haliadi-Sadi

2015 Dengan M. Natsir Kepemimpinan Tradisional di Indonesia, Mempawah dan Kaili (Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Hendra

2013 Totua Ngata dan Konflik (Studi atas Posisi Totua Ngata sebagai Lembaga Adat di Kecamatan Marawola)” Antropologi Indonesia 34(1): 15-27.
2020 Pengetahuan Personalistik Masyarakat Etnis Kaili Rai Terhadap Topeule di Desa Silanga Kecamatan Siniu Kabupaten Parigi MoutongJournal Idea of History 3(2): 80-86.

Hissink, W.G.

1912 “NOTA van toelichting over de Berglandschappen boven het Paloedal” (Catatan penjelasan tentang Lanskap Pegunungan di atas Lembah PaluTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 54: 1-26

Kaudern, Walter

1925 Structures and Settlements in Central Celebes. (Struktur dan bangunan tempat tinggal di Sulawesi Tengah) (Goteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1925 Migrations of the Toradja in Central Celebes. (Migrasi Toraja di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)

Kruyt, A.C.

1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Lahandu, Jamlis

2016 Dengan Rudy C. Tarumingkeng, Hariadi Kartodihardjo “Analisis Kebijakan Pengelolaan Akses Sumberdaya Alan Oleh Masyarakat Kaili di Taman Hutan Raya (TARUHA) Sulawesi TengahAgrisains 17(1): 24-33

Mattulada, Andi

1983 Sejarah Kebudayaan To Kaili. (Palu: Tadulako University Press)
1991a Manusia dan Kebudayaan Bugis – Makassar dan Kaili di SulawesiAntropologi Indonesia 48: 86-120
1991b To-Kaili (Orang Kaili)” Antropologi Indonesia 48: 121-32
1991c Sekelumit Sejarah Kebudayaan Kaili” Antropologi Indonesia 48: 133-56
1991d Modal Personality Orang Kaili” Antropologi Indonesia 48: 157-71
1991e To-Kaili Kini dan Esok” Antropologi Indonesia 48: 172-82

Natsir, M.

2015 Dengan Sadi, Haliadi Kepemimpinan tradisional di Indonesia: Mempawah dan Kaili. (Cetakan pertama.). (Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

Nuraedah

2015 Sejarah Dan Tradisi Lokal Masyarakat Kaili Di Sigi (Deepublish)

Santaella, Mayco A.

2014 Nyanyian Anak-Anak Kaili With Mohammad Amin Abdullah. Yayasan Modero Palu, Palu, Indonesia.
2014 Early Music Identities Among the Kaili: An Educational Approach to Applied Ethnomusicology in Central Sulawesi, Indonesia.” (Identitas Musik Awal Kalangan Kaili: Pendekatan Edukasi terhadap Etnomusikologi Terapan di Sulawesi Tengah, Indonesia) With Mohammad Amin Abdullah. Chapter in Sustainability in Music and the Performing Arts: Heritage, Performance, and Education. (UPSI University Press.)
2014 Tradition, Kreasi Baru and Ethnotainment: Three Representational Kakula Spheres Among the To Kaili of Central Sulawesi” (Tradisi, Kreasi Baru dan Etnotainment: Tiga Lingkup Kakula Representasi Di Kalangan To Kaili Sulawesi Tengah) In Malaysia Music Journal, 3(2), 66-83.
2015 “Kanci. Kesok-kesok. Ganrang. Ganrang bulo. Lae-lae. Calon. Arababu. Kolintang. Rere. Geso-geso. Bas(i).” In Grove Dictionary of Musical Instruments. (Oxford: Oxford University Press.)
2017 “Shared Practices and Idiosyncrasies of the Bajau / Sama’ Tagunggu’ Ensemble.” (Praktik Bersama dan Keunikan Ensemble Bajau / Sama’ Tagunggu’.) Chapter in a book: Perspectives of Bajau/Sama’ Diasporas. (NUSPARC.)
2017 “Re-Molding Bodies Within National Kinetics: Post-Independence Tari Approaches During the Reformation Era in Central Sulawesi.” (Membentuk Kembali Badan Dalam Kinetika Nasional: Pendekatan Tari Pasca Kemerdekaan di Era Reformasi di Sulawesi Tengah.) Chapter in a book: Perspectives on Dance Education. (NUSPARC.)
2019 “‘Doing Rano’ Among the Kaili of Central Sulawesi: A Choreomusicological Analysis of the Body as Cultural Locus of the Sound-Movement Continuum.” (‘Melakukan Rano’ Di Kalangan Kaili Sulawesi Tengah: Analisis Koreomusikologi Tubuh sebagai Lokus Budaya dari Kontinuum Gerakan Bunyi) Asian Music Journal. 50(2): 33-57.

Septiwiharti, Dwi

2019 Dengan Dwiputri Maharani, Rizal Mustansyir “The Concepts of Nosarara Nosabatutu in the Kaili Community : Inspiration for Religious Harmony in Indonesia” (Konsep Nosarara Nosabatutu dalam Komunitas Kaili : Inspirasi Kerukunan Umat Beragama di IndonesiaWawasan 4(2): 222-31
2020 Dengan Dwiputri Maharani, Rizal Mustansyir “Concept and development of Sintuvu Culture in Kaili Central Sulawesi Community”. (Konsep dan Perkembangan Budaya Sintuvu pada Masyarakat Kaili Sulawesi TengahResearch, Society and Development 9(2): 1-35.

Walukow, A.

2012 Dengan Steven Sumolang; Neni Kumayas; Ikhwal; and Ardhie Wynardhie. Menggali Kearifan Lokal Kaitannya Dengan Konservasi Lingkungan Pada Masyarakat Donggala Khususnya Kaili Da’a Di Sulawesi Tengah (Yogyakarta: Kepel Press)

Wekke, Ismail Suardi

2015 Arabian Society in Kaili Lands, Central Sulawesi: Arabic Education and its Movement” (Masyarakat Arab di Tanah Kaili, Sulawesi Tengah: Pendidikan Bahasa Arab dan GerakannyaTawarikh: International Journal for Historical Studies 7(1): 63-74.


Kulawi

Boonstra van Heerdt, R.

1914 De Berglandschappen Behoorende tot de onderafdeling Paloe van Midden-Celebes (Koelawie, Lindoe, Tobakoe, Tolé, Benasoe)” (Lanskap Pegunungan onderafdeling Palu, Sulawesi Tengah (Kulawie, Lindu, Tobaku, Tolé, Benasu)) TNAG 31: 618-44

Burkard, Günter

2007 Two types of “desa”: Community Representation, Communal Identity and Property Relations in the Kulawi Valley, Central Sulawesi, Indonesia (Dua jenis “desa”: Keterwakilan Masyarakat, Identitas Komunal dan Hubungan Tanah Milik di Lembah Kulawi, Sulawesi Tengah, Indonesia) STORMA (Stability of Rain Forest Margins) Discussion Paper Series Sub-program A on Social and Economic Dynamics in Rain Forest Margins No. 19 (Universität Göttingen).

Chalid, Syamsuddin Hl.

1981 Dengan Hali, Abdul Gani, Tadulako dalam Persepsi dan Konsep Budaya Komunitas Kecil Suku Kaili dan Suku Kulawi di Kabupaten Donggala (Palu: Balai Penelitian Universitas Tadulako).

Haliadi-Sadi

2016 Dengan Syawal, Ismail, Sejarah Pahlawan Lokal (Towoalangi di Kulawi) Kabupaten Sigi (Palu: Hoga).

Hissink, W.G.

1912 “NOTA van toelichting over de Berglandschappen boven het Paloedal” (Catatan penjelasan tentang Lanskap Pegunungan di atas Lembah PaluTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 54: 1-26

Iksam, Joyly Rawis

2012 Dengan Sri Suharjo, Jefry Deeng, and Marly Valenti Patandianan. Menemukenali Arsitektur Tradisional Lobo Suku Kulawi Propinsi Sulawesi Tengah. (Purwosari, Yogyakarta: Kepel Press)

Kaudern, Walter

1925 Structures and Settlements in Central Celebes. (Struktur dan bangunan tempat tinggal di Sulawesi Tengah) (Goteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1925 Migrations of the Toradja in Central Celebes. (Migrasi Toraja di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1927 Musical instruments in Celebes. (Alat musik di Celebes) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag).
1929 Games and dances in Celebes  (Permainan dan tarian di Sulawesi) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1935 Notes on plaited anklets in Central Celebes (Catatan mengenai gelang kaki yang dianyam di Sulawesi Tengah) (Gotheborg, 1935, 25 hlm., dilengkapi sebuah peta, berilustrasi gambar dan foto-foto).
1938 Megalithic finds in Central Celebes.  (Penemuan Megalitik di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1940 “The Noble Families or Maradika of Koelawi, Central Celebes” (Keluarga Bangsawan atau Maradika Kulawi, Sulawesi Tengah) Ethnologiske Studier 11: 31-124.
1944 Art in Central Celebes (Seni di Sulawesi Tengah).

Kruyt, A.C.

1898 “Van Posso naar Parigi, Sigi and Lindu”(Dari Poso ke Parigi, Sigi dan ke LinduMNZG 42: 369-535.
1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah), Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. . Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Kruyt, A.C. dan J.

1920 Een Ries door het Westelijk deel van Midden Celebes” (Perjalanan Melalui Bagian Barat Sulawesi Tengah) MNZG 64: 3-17, 97-112, 193-216.

Pristiwanto

2003 Dengan Rawis, Joyly R. and Suharjo, Sri and Saud, Lily E.N. Budaya masyarakat suku bangsa Kulawi di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. (Deputi Bidang Pelestarian Dan Pengembangan Budaya, Jakarta).

Sularto, B.

1975 Dengan S. Ilmi Albiladiyah. Adat Istiadat Dan Kesenian Orang Kulawi Di Sulawesi Tengah. ([Jakarta]: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Ditjen. Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I.).

Syawal, Ismail

2020 Perang Kulawi: Wilayah Vorstenland di Sulawesi Tengah Abad XXJurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 6(2): 171-93.

Weber, Robert

2003 Dengan Werner Kreisel and Heiko Faust “Colonial Interventions on the Cultural Landscape of Central Sulawesi by “Ethical Policy”: The Impact of the Dutch Rule in Palu and Kulawi Valley, 1905–1942” (Intervensi Kolonial pada Lanskap Budaya Sulawesi Tengah dengan “Kebijakan Etis”: Dampak Pemerintahan Belanda di Palu dan Lembah Kulawi, 1905–1942Asian Journal of Social Science 31(3): 398 – 434.

Lauje

Boonstra van Heerdt, R.

1914 De Noorderarm van het Eiland Celebes van Paloe tot Bwool” (Lengan Utara Pulau Sulawesi dari Palu ke BwoolTNAG 31: 618-44:725-65

Gable, Eric

2014 The anthropology of guilt and rapport: Moral mutuality in ethnographic fieldwork” (“Antropologi rasa bersalah dan kesesuaian: mutualitas moral dalam kerja lapangan etnografi”Hau: Journal of Ethnographic Theory 4(1): 237-258

Li, Tania Murray

1991 Culture, ecology and livelihood in the Tinombo Region of Central Sulawesi” (Budaya, ekologi dan mata pencaharian di Wilayah Tinombo Sulawesi Tengah)  Environmental Management Development in Indonesia Project (EDMI).
1993 Tenure issues in rural development planning : a case study from central Sulawesi” (Isu Has Tanah dalam perencanaan pembangunan pedesaan : studi kasus dari Sulawesi Tengah) Sulawesi Regional Development Project Discussion Series Discussion Paper #3 (University of Guelph and Directorate General of Regional Development (Bangda) Department of Home Affairs, Indonesia. In cooperation with The Canadian International Development Agency (CIDA)).
1996 “Household formation, private property, and the state” (Pembentukan rumah tangga, milik pribadi, dan negaraSojourn 11(2): 259-87.
1996 Images of Community: Discourse and Strategy in Property Relations” (Citra Komunitas: Wacana dan Strategi dalam Hubungan PropertiDevelopment and Change 27: 501-527.
1998 Working Separately but Eating Together: Personhood, Property, and Power in Conjugal Relations” (Bekerja Secara Terpisah tetapi Makan Bersama: Kepribadian, Harta, dan Kekuasaan dalam Hubungan Suami IstriAmerican Ethnologist 25(4): 675-694.
2000 Articulating Indigenous Identity in Indonesia: Resource Politics and the Tribal Slot” (Mengartikulasikan Identitas Pribumi di Indonesia: Politik Sumber Daya dan Golongan SukuComparative Studies in Society and History 42(1): 149-79.
2001 Relational Histories and the Production of Difference on Sulawesi’s Upland Frontier” (Sejarah Relasional dan Perbedaan Produksi di Perbatasan Dataran Tinggi Sulawesi)  Journal of Asian Studies 60(1): 41-66.
2001 “Agrarian Differentiation and the Limits of Natural Resource Management in Upland Southeast Asia” (Diferensiasi Agraria dan Batasan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Dataran Tinggi Asia Tenggara) IDS Bulletin 32(4): 88-94.
2002 “Local Histories, Global Markets: Cocoa and Class in Upland Sulawesi” (Sejarah Lokal, Pasar Global: Kakao dan Kelas di Sulawesi Dataran TinggiDevelopment & Change 33(3): 415–437.
2010 Agrarian Class Formation in Upland Sulawesi, 1990-2010” (“Pembentukan Kelas Agraria di Dataran Tinggi Sulawesi, 1990-2010”) ChATSEA Working Papers No 9 (Canada Research Chair in Asian Studies – Université de Montréal).
2012 Why so fast? Rapid Class Differentiation in Upland Sulawesi” (“Mengapa begitu cepat? Diferensiasi Kelas Cepat di Dataran Tinggi Sulawesi”) In Jonathan Rigg and Peter Vandergeest (Eds) Revisiting Rural Places: Pathways to Poverty and Prosperity in Southeast Asia. (National University of Singapore Press/University of Hawaii Press), 193-210.
2014 Lands End: Capitalist Relations on an Indigenous Frontier (Kisah Dari Kebun Terakhir: Hubungan Kapitalis Di Wilayah Adat) (Durham and London: Duke University Press)

Nourse, Jennifer

1994 “Making monotheism: global Islam in local practice among the Laujé of Indonesia” (“Menjadikan tauhid: Islam global dalam praktik lokal di kalangan Laujé Indonesia”Journal of ritual studies 8(2): 1-18.
1994 “Official rhetoric, popular response: dialogue and resistance in Indonesia and the Philippines” (“Retorika resmi, tanggapan populer: dialog dan perlawanan di Indonesia dan Filipina”Social Analysis 35: 3-10.
1994 Textbook heroes and local memory: writing the right history in central Sulawesi” (“Pahlawan buku teks dan Ingatan lokal: menulis sejarah yang benar di Sulawesi Tengah”Social analysis 35: 102-21.
1996 “Casting out the foreigners: interpretation of a curing rite in central Sulawesi, Indonesia” (“Mengusir Orang Asing: Penafsiran upacara penyembuhan di Sulawesi Tengah, Indonesia”Anthropology and humanism 21(1): 41-54.
1996 “The voice of the winds versus the masters of cure: contested notions of spirit possession among the Laujé of Sulawesi” (“Suara angin versus ahli penyembuhan: gagasan tentang kemasukan roh yang diperdebatkan di antara Laujé Sulawesi”Journal of the Royal Anthropological Institute (New Series) 2(3): 425-42.
1998 “Sawerigading in Strange Places: The I La Galigo Myth in Central Sulawesi.” (“Sawerigading di Tempat Asing: Mitos I La Galigo di Sulawesi Tengah”In Living through Histories: Culture, History and Social Life in South Sulawesi, edited by Kathryn Robinson and Mukhlis Paeni (Canberra: Department of Anthropology, Research School of Pacific and Asia Studies, Australia National University, in Association with the National Archives of Indonesia), 134-50.
1999 Conceiving Spirits: Birth Rituals and Contested Identities among Lauje of Indonesia (Roh Konsepsi: Ritual Kelahiran dan Perebutan Identitas di antara Lauje Indonesia) (Smithsonian Institution Press; Washington)
2002 “Who’s exploiting whom?: agency, fieldwork, and representation among Lauje of Indonesia” (“Siapa yang mengeksploitasi siapa?: agensi, kerja lapangan, dan perwakilan di antara Lauje Indonesia”Conflict at the center of ethnography 27(1): 27-42.
2005 “Sawerigading Di Tanah Asing: Mitos I La Galigo di Sulawesi Tengah” In Tapak-Tapak Waktu, 215-41. Makassar: Ininnawa.
2008 Rogue King and Divine Queens in Central Sulawesi and Guinea-Bissau” (“Raja Penipu dan Ratu Ilahi di Sulawesi Tengah dan Guinea-Bissau”Indonesia and the Malay World 36(105): 235-25
2011 “Objects of desire: photographs and retrospective narratives of fieldwork in Indonesia” (“Objek keinginan: foto dan narasi retrospektif kerja lapangan di Indonesia”Museums and memory 39: 195-214.

Lindu

Acciaioli, Greg

1990 “How to win followers and influence spirits: propitiation and participation in a multi-ethnic community of central Sulawesi, Indonesia” (“Cara memenangkan pengikut dan mempengaruhi roh: pendamaian dan partisipasi dalam komunitas multi-etnis di Sulawesi Tengah, Indonesia”) Anthropological Forum 6(2): 207-35.
1998 Bugis Entrepreneurialism and Resource Use: Structure and Practice”  (“Kewirausahaan Bugis dan Penggunaan Sumber Daya: Struktur dan Praktik”ANTROPOLOGI INDONESIA 57: 81-91.
2000 “Kinship and debt; The social organization of Bugis migration and fish marketing at Lake Lindu,Central Sulawesi” (“Kekeluargaan dan Hutang; Organisasi Sosial Migrasi Bugis dan Pemasaran Ikan di Danau Lindu, Sulawesi Tengah”Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde 156(3): 588-617, 635-54.
2001 Grounds of Conflict, Idioms of Harmony: Custom, Religion, and Nationalism in Violence Avoidance at the Lindu Plain, Central Sulawesi” (“Alasan Konflik, Idiom Kerukunan: Adat, Agama, dan Nasionalisme dalam Penghindaran Kekerasan di Dataran Lindu, Sulawesi Tengah”Indonesia 72: 81-114.
2001 Memberdayakan kembali ‘Kesenian Totua’: Revitalisasi Adat Masyarakat To Lindu di Sulawesi TengahANTROPOLOGI INDONESIA 65: 60-83.
2004 From Economic Actor to Moral Agent: Knowledge, Fate and Hierarchy among the Bugis of Sulawesi” (“Dari Pelaku Ekonomi Menjadi Agen Moral: Pengetahuan, Nasib, dan Hirarki Orang Bugis Sulawesi”Indonesia 78: 147-179
2007 From customary law to indigenous sovereignty: reconceptualizing masyarakat adat in contemporary Indonesia” (“Dari hukum adat menuju kedaulatan adat: rekonseptualisasi masyarakat adat di Indonesia kontemporer”) in Jamie S. Davidson & David Henley eds. The Revival of Tradition in Indonesian Politics: The deployment of adat from colonialism to indigenism (London: Routledge), 319-36.
2009 Environmentality Reconsidered: Indigenous To Lindu Conservation Strategies and the Reclaiming of the Commons in Central Sulawesi, Indonesia” (“Environmentality yang Dipertimbangkan Kembali: Strategi Konservasi Pribumi To Lindu dan reklamasi milik bersama di Sulawesi Tengah, Indonesia”) in Galvin M, Haller T, editors People, Protected Areas and Global Change: Participatory Conservation in Latin America, Africa, Asia and Europe. (Bern: Perspectives of the Swiss National Centre of Competence in Research (NCCR) North-South, University of Bern, Vol. 3.), 401-30.
2009 “Conservation and community in the Lore Lindu National Park (Sulawesi): Customary custodianship, multi-ethnic participation, and resource entitlement” (“Konservasi dan komunitas di Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi): Perwalian adat, partisipasi multi-etnis, dan hak sumber daya”) in Carol Warren, John Fitzgerald McCarthy ed. Community, Environment and Local Governance in Indonesia: Locating the Commonweal (Routledge).
2010 “Lake and land at Lindu: imposition, accommodation and contestation in the revaluation of resources in upland central Sulawesi” (“Danau dan tanah di Lindu: pengenaan, akomodasi dan kontestasi dalam revaluasi sumber daya di dataran tinggi Sulawesi Tengah”Asian journal of social science 38(2): 239-57.
2017 “Finding Tools to Limit Sectarian Violence in Indonesia: The Relevance of Restorative Justice” (“Menemukan Alat untuk Membatasi Kekerasan Sektarian di Indonesia: Relevansi Keadilan Restoratif”The American Journal of Economics and Sociology 76(5): 1219-1255.
2020 dengan Muhammad Nasrum “Frontir-isasi dan De-frontir-isasi sebagai Kerangka untuk Studi Marjinalitas: Studi Kasus Lindu di Sulawesi Tengah”, Jurnal Masyarakat dan Budaya (JMB), Vol. 22 (1/2020): 57-74.

Adriani, N. & A.C. Kruyt

1898 “Van Posso naar Parigi, Sigi and Lindu” (Dari Poso ke Parigi, Sigi dan ke LinduMNZG 42: 369-535.

Barkmann, Jan

n.d. Dengan Günter Burkard; Heiko Faust; Michael Fremerey; Sebastian Koch; Agus Lanini “Land tenure rights, village institutions, and rainforest conversion in Central Sulawesi, (Indonesia)” (“Hak pemilikan tanah, kelembagaan desa, dan konversi hutan hujan di Sulawesi Tengah, (Indonesia)“). In: Tscharntke T., Leuschner C., Veldkamp E., Faust H., Guhardja E., Bidin A. (eds) Tropical Rainforests and Agroforests under Global Change. Environmental Science and Engineering (Environmental Engineering). (Berlin, Heidelberg: Springer), 141-60

Boonstra van Heerdt, R.

1914 De Berglandschappen Behoorende tot de onderafdeling Paloe van Midden-Celebes (Koelawie, Lindoe, Tobakoe, Tolé, Benasoe)” (Lanskap Pegunungan onderafdeling Palu, Sulawesi Tengah (Kulawie, Lindu, Tobaku, Tolé, Benasu)) TNAG 31: 618-44

Burkard, Günter

2005 Agrarian Change and Alang-Alang in a Rain Forest Margin Community: A Case Study from Central Sulawesi (Perubahan Agraria dan Alang-Alang dalam Komunitas Margin Hutan Hujan: Studi Kasus dari Sulawesi Tengah) STORMA (Stability of Rain Forest Margins) Discussion Paper Series Sub-program A on Social and Economic Dynamics in Rain Forest Margins No. 15 (Universität Göttingen)
2009 “Locating Rural Communities and Natural Resources in Indonesian Law: Decentralization and Legal Pluralism in the Lore Lindu Forest Frontier, Central Sulawesi” (“Menempatkan Masyarakat Pedesaan dan Sumber Daya Alam dalam Hukum Indonesia: Desentralisasi dan Pluralisme Hukum di Perbatasan Hutan Lore Lindu, Sulawesi Tengah”) in Development – Organization – Interculturalism. Essays in Honor of Prof. Dr. Michael Fremerey (Journal of Agriculture and Rural Development in the Tropics and Subtropics Supplement No. 91: University of Kassel Press)

Burkard, Günter & Michael Fremerey, Eds.

2008 Matter of Mutual Survival: Social Organization of Forest Management in Central Sulawesi, Indonesia (Soal Kelangsungan Hidup Bersama: Organisasi Sosial Pengelolaan Hutan di Sulawesi Tengah, Indonesia) (LIT Verlag Münster)

D’Andrea, Claudia

2014 Kopi, Adat Dan Modal: Teritorialisasi dan Identitas Adat di Taman Nasional Lore Lindu (Yayasan Tanah Merdeka, Tanah Air Beta, dan Sajogyo Institute).

Kaudern, Walter

1925 Structures and Settlements in Central Celebes. (Struktur dan bangunan tempat tinggal di Sulawesi Tengah) (Goteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1925 Migrations of the Toradja in Central Celebes. (Migrasi Toraja di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)

Kruyt, A.C.

1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Li, Tania Murray

2000 Articulating Indigenous Identity in Indonesia: Resource Politics and the Tribal Slot” (Mengartikulasikan Identitas Pribumi di Indonesia: Politik Sumber Daya dan Golongan SukuComparative Studies in Society and History 42(1): 149-79.
2002 “Local Histories, Global Markets: Cocoa and Class in Upland Sulawesi” (Sejarah Lokal, Pasar Global: Kakao dan Kelas di Sulawesi Dataran TinggiDevelopment & Change 33(3): 415–437.
2003 dengan Arianto Sangaji. “Perubahan Agraria di sekitar Taman Nasional Lore Lindu. Palu, Yayasan Tanah Merdeka” Seputar Rakyat 6:18-27
2007 The Will to Improve: Governmentality, Development, and the Practice of Politics (Kemauan untuk Meningkatkan: Pemerintahan, Pembangunan, dan Praktik Politik) (Durham and London: Duke University Press)
2008 “Contested Commodifications: Struggles over Nature in a National Park” (Komodifikasi yang Diperebutkan: Perebutan Alam di Taman Nasional) In Joseph Nevins and Nancy Peluso (Eds.) Taking Southeast Asia to Market: Commodities, Nature, and People in the Neoliberal Age, (Ithaca: Cornell University Press), 124-139.

Sangaji, Arianto

2000 PLTA Lore Lindu: Orang Lindu Menolak Pindah ([Palu]: Diterbitkan atas kerjasama Yayasan Tanah Merdeka, E.D. Walhi Sulawesi Tengah, dan Pustaka Pelajar)
2004 Masyarakat Dan Taman Nasional Lore Lindu. (Jakarta: Yayasan Kemala)

Mori

Adriani, N.

1918-19

Morische verhalen opgetekend door H.G. van Eelen en J. Ritsema, zendelingen van het Nederlandsche Zendelinggenootschap, en uitgegeven door N. Adriani(Kisah-kisah orang Mori yang direkam oleh H.G. van Eelen dan J. Ritsema, misionaris Nederlandsche Zendelinggenootschap, dan diedit oleh N. Adriani) Mededeelingen van Wege het Nederlands Zendelingen Genootschap 62 (1918): 211-29, 276-95; dan 63 (1919): 312-27.

Adriani, N. & A.C. Kruyt

1900 Van Poso naar Mori” (Perjalanan dari Poso ke MoriMNZG 44(1): 135-214.

Goedhart, O.H.

1908 “Drie Landschappen in Celebes (Banggai, Boengkoe, Mori)” (Tiga Lanskap di Sulawesi (Banggai, Bungku, MoriTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 50: 442-548.

Hegener, Michiel

1990 Guerrilla in Mori: Het verzet tegen de Japanners op Midden-Celebes in de Tweede Wereldoorlog (Gerilya di Mori: Perlawanan terhadap Jepang di Sulawesi Tengah pada Perang Dunia Kedua) (Amsterdam: Uitgeverij Contact)

Kruyt, A. C.

1900 “Het Rijk Mori”   (Karajaan MoriTijdschrift KNAG 2nd series, 17: 436-66.

Kruyt, J.

1924 De Moriërs van Tinompo (oostelijk Midden-Celebes)” (Suku Morian Tinompo (Sulawesi Tengah bagian timur)Bijdragen KITLV 80(1): 33-213.

Maengkom, F.R.

1907 “Dagboek van een tocht uit Todjo naar Mori (Midden-Celebes), en terug naar het Poso-Meer”  (Buku Hadrian perjalanan dari Todjo ke Mori (Sulawesi Tengah), dan kembali ke Danau PosoTijdschrift KNAG tweede series 24: 855-71.

Poelinggomang, Edward Lamberthus

2008 Kerajaan Mori: sejarah dari Sulawesi Tengah (Komunitas Bambu).

Velthoen, Esther J.

1997 “‘Wanderers, Robbers and Bad Folk’: the Politics of Violence, Protection and Trade in Eastern Sulawesi 1750–1850” (‘Pengembara, Perampok dan Orang Jahat’: Politik Kekerasan, Perlindungan dan Perdagangan di Sulawesi Timur 1750–1850) in Anthony Reid ed. The Last Stand of Asian Autonomies: Responses to Modernity in the Diverse States of Southeast Asia and Korea, 1750–1900 (Springer; SEESEA), 367-88.

Napu

Burkard, Günter

2007 Community Conservation Agreements as Institutions for the Common Pool Resource Forest Margin: Genesis, Performance and Contexts in the Napu Valley (Kesepakatan Konservasi Masyarakat sebagai Institusi untuk Sumber Daya Bersama Margin Hutan: Kejadian, Kinerja dan Konteks di Lembah Napu) STORMA (Stability of Rain Forest Margins) Discussion Paper Series Sub-program A on Social and Economic Dynamics in Rain Forest Margins No. 20 (Universität Göttingen).
2008 “From “Wild West” to “Learning Organization”: Processes of Institutional Change in Watumaeta, Central Sulawesi, Indonesia” (“Dari “Wild West” menjadi “Organisasi Pembelajaran”: Proses Perubahan Kelembagaan di Watumaeta, Sulawesi Tengah, Indonesia”) in Burkard, Günter & Michael Fremerey, Eds. Matter of Mutual Survival: Social Organization of Forest Management in Central Sulawesi, Indonesia (LIT Verlag Münster)

Grubauer, Albert

1913 Unter Kofjägern in Central-Celebes (Di kalangan pemburu kepala di Sulawesi Tengah) (Leipzig, R. Voigtländer Verlag), 608 hlm., berilustrasi foto dan dilengkapi sebuah peta

Kate, P. Ten

1913 Het Ende Feest” (Pesta Ende) MNZG. 57: 35-55.
1915 Het Maraego” (MaraegoMNZG., 59: 332-338

Kaudern, Walter

1925 Structures and Settlements in Central Celebes. (Struktur dan bangunan tempat tinggal di Sulawesi Tengah) (Goteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)
1925 Migrations of the Toradja in Central Celebes. (Migrasi Toraja di Sulawesi Tengah) (Gotenborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag)

Kruyt, A.C.

1909 De Berglandschappen Napoe en Besoa in Midden-Celebes” (Daerah pegunungan Napu dan Besoa di Sulawesi Tengah) TNAG 2nd ser. 25(6): 1271-1344.
1912 Dengan N. Adriani De Bare’e-Sprekende Toradjas van Midden-Celebes (Toraja Sulawesi Tengah yang Berbahasa Bare’e) Volume 1,  Volume 2(3 vols.) (Batavia: Landsdrukkerij).
1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Woensdregt, Jac.

1930 “Lijkbezorging bij de To Bada” (Mengurus jenazah pada orang Bada’) Bijdragen KITLV 86(3/4): 572-611.

Pamona

Alganih, Igneus

2016 Konflik Poso (Kajian Historis Tahun 1998-2001)Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah 5(2): 166-74.

Adriani , N.

1901 “Mededeelingen omtrent de Toradjas van Midden Celebes” (Poso daerah kerja Zending kitaTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 44: 215-254.
1908 De zending in Midden-Celebes”  (Misi di Sulawesi TengahOnze Eeuw 8: 366-424
1913 “Verhaal der Ontdekingsreis van Jhr. J.C.W.D.A. van der Wyck naar het Posso-Meer, 16-22 October, 1865” (Kisah Perjalanan Penemuan Jhr. J.C.W.D.A. van der Wyck ke Danau Posso, 16-22 Oktober 1865Indische Gids Juli, 1913.
1915 “Zwangerschap en Geboorte Bij de Toradja’s van Midden-Celebes” (Kehamilan dan Kelahiran Di kalangan Toraja Sulawesi TengahVerzamelde Geschriften van N. Adriani II: 380-90
1917 “De Toradjasche vrouw als priesteres” Verslagen en Mededeelingen der Koninklijke Academie van Wetenschappen, 2: 453-78.
1918 “Het Animistisch Heidendom als godsdienst” (Paganisme Animistik sebagai agamaOnze Eeuw 18,deel 1, deel 2, deel 3.
1919 “Indonesische Priestertaal” (Bahasa Dukun IndonesiaVerslagen en Mededeelingen der Koninklijke Academie van Wetenschappen, 5(4): 377-96
1919 Posso (Midden-Celebes (Poso di Sulawesi Tengah) (Den Haag: Boekhandel van de Zendingstudie-Raad).
1921 Korte Schets van het Toradja-Volk in Midden-Celebes (Sketsa Singkat Orang Toraja di Sulawesi Tengah) (Oegstgeest: Uitgave Zendingsbureau)
1922 Het Animistisch Heidendom als Godsdienst (Paganisme Animistik sebagai Agama) (Oegstgeest: Zendingbureau)

Adriani, N. & A.C. Kruyt

1912 De Bare’e-Sprekende Toradjas van Midden-Celebes (Penduduk Toraja yang berbahasa Bare’e)(3 jilid, dilengkapi sebuah peta bahasa) (4 vols.) (Batavia: Landsdrukkerij). Jilid 1, Jilid 2
1913 “De Economische Toestanden, de Handel en Nijverheid der Toradja’s, op Celebes.” (Kondisi Ekonomi, Perdagangan dan Industri Orang Toraja di SulawesiTijdschrift voor Economische Geographie 4: 403-9.
1915 Maatschappelijke, speciaal economische verandering der bevolking van Midden-CelebesTijdschrift van het Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap 2nd series, 32: 457-75.

Aragon, Lorraine

2000 Can Central Sulawesi Christians and Muslims get along? An Analysis of Indonesian Regional Conflict” (“Bisakah Kristen dan Muslim Sulawesi Tengah sepaket? Analisis Konflik Regional Indonesia”ANTROPOLOGI INDONESIA 63: 53-63.
2001 Communal Violence in Poso, Central Sulawesi: Where People Eat Fish and Fish Eat People” (“Kekerasan Komunal di Poso, Sulawesi Tengah: Orang Makan Ikan dan Ikan Makan Orang”Indonesia 72: 45-79.
2008 “Reconsidering displacement and internally displaced persons (IDPs) from Poso” (“Mempertimbangkan kembali pengungsian dan pengungsi internal (IDP) dari Poso”) in Communal conflicts in Indonesia: Causes, dynamics, and displacement, edited by Eva-Lotta Hedman (Ithaca, NY: Cornell Southeast Asia Publications), 173–205.
2013 “Development Strategies, Religious Relations, and Communal Violence in Central Sulawesi, Indonesia: A Cautionary Tale” (“Strategi Pembangunan, Hubungan Keagamaan, dan Kekerasan Komunal di Sulawesi Tengah, Indonesia: Sebuah Kisah Waspada”) in Ascher W., Mirovitskaya N. (eds) Development Strategies, Identities, and Conflict in Asia. Politics, Economics and Inclusive Development. (Palgrave Macmillan, New York).

Arts, J. A.

1985 “Zending en bestuur op Midden-Celebes tussen 1890 en 1920. Van samenwerking naar confrontatie en eigen verantwoordelijkheid.” (Misi dan pemerintahan di Sulawesi Tengah antara tahun 1890 dan 1920. Dari kerjasama hingga konfrontasi dan tanggung jawab pribadi.) In Imperialisme in de Marge: De Afronding van Nederlands-Indië. J. van Goor, ed., 85-122. (Utrecht: HES Uitgevers).

Azca , Muhammad Najib

2011 AFTER JIHAD: A Biographical Approach to Passionate Politics in Indonesia (SETELAH JIHAD: Pendekatan Biografis untuk Politik Bersemangat di Indonesia) (PhD thesis, Faculty Faculty of Social and Behavioural Sciences (FMG), Institute Amsterdam Institute for Social Science Research (AISSR))

Brown, Graham

2009 Dengan Rachel Diprose “Bare-Chested Politics in Central Sulawesi: The Dynamics of Local Elections in a Post-conflict Region” (“Politik Liar di Sulawesi Tengah: Dinamika Pilkada di Daerah Pasca-Konflik”) In Deepening Democracy in Indonesia? Direct Elections for Local Leaders, ed. Maribeth Erb and Priyambudi Sulistiyanto. (Singapore: Institute for Southeast Asian Studies), 352-373.

Cote, Joost

1996 Colonising Central Sulawesi. The ‘Ethical Policy’ and Imperialist Expansion 1890–1910” (“Menjajah Sulawesi Tengah. ‘Kebijakan Etis’ dan Ekspansi Imperialis 1890–1910”Itinerario Volume 20(3): 87-10.
2007 Colonising Poso: The Diary of Controleur Emile Gobee, June 1909 – May 1910 (“Menjajah Poso: Buku Harian Controleur Emile Gobee, Juni 1909 – Mei 1910”) (Monash University Press: Monash Asia Institute/ Centre of Southeast Asian Studies Working papers) 78 p.
2010 Missionary Albert Kruyt and Colonial Modernity in the Dutch East Indies” (“Misionaris Albert Kruyt dan Modernitas Kolonial di Hindia Belanda”Itinerario 34(3): 11-24.
2011 Creating Central Sulawesi. Mission Intervention, Colonialism and ‘Multiculturality’” (“Membangun Sulawesi Tengah. Intervensi Misi, Kolonialisme, dan ‘Multikulturalitas’”BMGN – Low Countries Historical Review 126(2): 2 – 29

Downs, Richard E.

1955 “Head-Hunting in Indonesia” (Pengayauan di IndonesiaBijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 111(1): 40-70.
1956 The Religion of the Bare’e-Speaking Toradja of Central Celebes. (Agama Toraja yang Berbahasa Bare’e di Sulawesi Tengah) Ph.D. thesis, Rijksuniversiteit Leiden.

Fokema, F.J.

1915 Verboden huwelijken in Posso” (Perkawinan terlarang di PosoMNZG., 59: 213-222.
1915 Het Feestelijk schoonmaken der graven in Poso” (Upacara pembersihan kuburan di PosoMNZG., 59: 208-212.

Gallas, P. A.

1900 Bijdrage tot de Kennis van het Landschap Posso.” (Kontribusi Pengetahuan tentang Lanskap PossoTNAG XVII: 801-14.

Gogali, Lian

2008 Tragedi Poso (Rekonsiliasi Ingatan): Gugatan Perempuan dan Anak-anak Dalam Ingatan Konflik Poso (Yogyakarta: Galangpress Publisher).

Hasan, Drs

2004 Dengan Drs Darwis, Drs Syakir Mahid, Haliadi, S.S. Sejarah Poso (Yogya: Tiara Wacana Yogya)
2005 Dengan Syamsuddin R Koida, and Arif. Budaya Dan Adat Istiadat Poso.(Yogyakarta: Pustaka Timur)

Hirosue, M.

1981 “The Transformation of the Eastern Toraja Society in Central Sulawesi and it’s Religion.” (“Transformasi Masyarakat Toraja Timur di Sulawesi Tengah dan Agamanya.”Southeast Asia: History and Culture 10: 142-73. Bahasa Jepang.

Horsting, L. H. C.

1933 Uit Het Land Van Kruyt: Wat Midden-Celebes Ons Hollanders Leeren Kan. (Dari Negeri Kruyt: Apa Yang Bisa Dipelajari Sulawesi Tengah Pada Kita Orang Belanda.) (Bandoeng: A.C. Nix & Co.)

Human Rights Watch

2002 Breakdown: Four Years of Communal Violence in Central Sulawesi” (Rincian: Empat Tahun Kekerasan Komunal di Sulawesi TengahHuman Rights Watch Indonesia 14(9): 1-49.

Jacobsson, Bengt

1991 “Heads, Buffaloes and Marriage among the To Pamona of Central Sulawesi (Indonesia).” (“Kepala, Kerbau dan Perkawinan antar To Pamona Sulawesi Tengah (Indonesia).”) In A Conciliation of Powers: The Force of Religion in Society. Goran Aijmer, ed., 34-50. (Goteborg: Institute for Advanced Studies in Social Anthropology at the University of Gothenburg).

Junaidi, Muhammad

2008 “Kerawanan Sosial Korban Konflik di Poso Sulawesi Tengah” Jurnal Perdamaian 2(2)

Kambo, Gustiana

2021 Dengan Andi Ahmad Yani “Political Identity and Religious Prejudice in a Post-Conflict Society: A case study of Poso, Indonesia” (Identitas Politik dan Prasangka Keagamaan dalam Masyarakat Pasca-Konflik: Studi Kasus Poso, IndonesiaJournal of Southwest Jiaotong University 56(3): 519-27.

Kraemer, Hendrik

1935 Dr N. Adriani. (Amsterdam: H.J. Paris).

Kruyt, A.C.

1892 Mijne eerste reis van Gorontalo naar Poso (Posso) met den Gouvernementsstoomer ‘Zeeduif’ 4-16 Februari 1892” (Perjalanan pertama saya dari Gorontalo ke Poso (Posso) dengan Kapal uap pemerintah ‘Zeeduif’ 4-16 Februari 1892Mededeelingen NZG 36(2): 225-56
1892 Mijne eerste ervaringen te Poso” (Pengalaman pertama saya di PosoMededeelingen NZG 36(3): 369-406.
1893 Eenige feesten bij de Poso-Alfoeren.” (Beberapa Upacara di Poso-AlfoerenMNZG 37: 115-129.
1893 ”Mijne eerste ervaringen te Poso (vervolg)” (Pengalaman pertama saya di Poso (lanjutan)Mededeelingen NZG 37(1): 1-30.
1893 Mijne tweede reis van Gorontalo naar Poso” (Perjalanan kedua saya dari Gorontalo ke PosoMededeelingen NZG 37(1): 101-14.
1894 Naar het Meer van Poso” (Ke Danau PosoMededeelingen NZG 38(1): 1-23.
1894 De legenden der Poso-Alifoeren aangaande de eerste menschen”  (“Legenda Alifuru Poso Tentang Manusia Pertama”Mededeelingen NZG 38(1): 339
1895-7 Een en Ander aangaande het Geestelijk en Maatschappelijk Leven van den Poso-Alfoer.” (Satu dan lain hal tentang kehidupan rohani dan kemasyarakatan dari penduduk Alfuru-PosoMNZG Vol. 39:3-36, 106-53, Vol. 40:7-31, 121-60, 245-282, Vol. 41:1-52.
1895 De Tengke-offer bij de Posso-Alifoeren” (Pengorbanan “Tengke” di Poso)  Mededeelingen NZG 39(1): 230.
1898 Van Palopo naar Posso” (Dari Palopo ke PosoMededeelingen NZG 42: 1-106.
1899 De Weerwolf bij de Toradja’s van Midden-Celebes.” (Manusia Serigala (Pongko) di Toraja Sulawesi TengahTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde XLI: 548-67.
1899 De Adoptie in Verband met het Matriarchaat bij de Toradja’s van Midden Celebes.” (Adopsi dan hubungannya dengan sistem matriarchat pada orang Toraja Sulawesi Tengah)  Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde XLI: 80-92
1899 “Het Stroomgebied van de Tomasa-Rivier” (Daerah aliran sungai TomasaTijdschrift van het Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap tweede series 16: 593-618.
1899 “Het koppensnellen der Toradja’s van Midden-Celebes en zijne beteekenis”  (Pengayauan dan latar belakangnya pada orang Toraja Sulawesi Tengah) Verslagen en Mededeelingen der Koninklijke Academie van Wetenschappen 4e reeks, Deel III: 147-229
 1901 “Regen Lokken en Regen Verdrijven bij de Toradja’s van Midden Celebes”   (Memancing dan mengusir hujan pada orang Toraja di Sulawesi TengahTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 44: 1-11.
1901 “Het Wichelen in Midden-Celebes”  (Meramal di Sulawesi Tengah)  Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 44: 85-96.
1903 Posso: zestien plaatjes, naar photo’s opgenomen door C.W.Th. van Boetzelaer, met beschrijving van A.C. Kruyt (Rotterdam)
1903 De Rijstmoeder in den Indischen Archipel” (Ibu padi di kepulauan Indonesia) Verslagen en Mededeellingen der Koninklijke Academie van Wetenschappen, V, 51 hlm.
1907 De invloed der zending op de maatschappij der inlandersOnze Eeuw 7: 45-80.
1907 “Het Indonesische  Rechter in het Hiernamaals” (Hakim Indonesia di Akhirat) Verslagen en Mededeellingen der Koninklijke Academie van Wetenschappen  4(8): 293.
1910 Papa i Woente. (Papa I Wunte) Rotterdam, M. Wyt & Zonen.
1911 De Slavernij in Posso (Midden-Celebes).” (Perbudakan di Posso (Sulawesi Tengah)) Onze Eeuw 11: 61-97
1912 Dengan N. Adriani De Bare’e-Sprekende Toradjas van Midden-Celebes (Toraja Sulawesi Tengah yang Berbahasa Bare’e) Volume 1,  Volume 2(3 vols.) (Batavia: Landsdrukkerij).
 1913 De Godsdienstig-Politieke Beweging “Mejapi” op Celebes” (Gerakan politik keagamaan Mejapi di SulawesiBijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië 67(1): 135-151.
 1918 “Measa, Eene Bijdrage Tot het Dynamisme der Bare’e-Sprekende Toradja’s en Enkele Omwonende Volken.”(Measa, suatu pengantar kepada kepercayaan dinamisme orang Toraja Baree dan beberapa penduduk sekitarnyaBTLV LXXIV: 233-60
1919 Measa, Eene Bijdrage Tot het Dynamisme der Bare’e-Sprekende Toradja’s en Enkele Omwonende Volken- Vervolg.” (Measa, suatu pengantar kepada kepercayaan dinamisme orang Toraja Baree dan beberapa penduduk sekitarnya) BTLV LXXV: 36-133.
1920 “Measa, Eene Bijdrage Tot het Dynamisme der Bare’e-Sprekende Toradja’s en Enkele Omwonende Volken – Vervolg.” (Measa, suatu pengantar kepada kepercayaan dinamisme orang Toraja Baree dan beberapa penduduk sekitarnya) BTLV LXXVI: 1-116
1921 “Volksverhalen van het Oost-Toradjas op Midden Celebes” (Dongeng-dongeng rakyat dari Toraja Timur di Sulawesi TengahTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, 80: 24-26.
 1923 Koopen in Midden Celebes” (Belanja di Sulawesi Tengah) Mededeelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen Afdeeling Letterkunde Series B, 56: 149-78.
1924 De Rechtspraak der Possoers onder het Indisch Gouvernment.” (Kehakiman orang Poso di bawah Pemerintah Hindia Belanda.) Koloniale Studien 8 (1): 401-20.
1924 “De Hoofden in Midden Celebes onder het Nederlandsch-Indisch Gouvernment.” (Para Kepala di Sulawesi Tengah di bawah Pemerintah Hindia Belanda.) Koloniaal Tijdschrift 13: 23-44.
1924 Het Huwelijksrecht in Posso en Zijne Ontwikkeling.” (Hukum perkawinan di Poso dan perkembangannyaKT 13: 466-82.
1924 De beteekenis van den natten Rijstbouw voor de Possoers.” (Arti pertanian sawah bagi penduduk Poso) KS 8(2): 33-53.
1931 “Het Hondenoffer in Midden Celebes” (Pengurbanan anjing di Sulawesi Tengah) Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 71: 439-102.
1932 De Tol in den Indischen Archipel” (Gangsing di kepulauan IndonesiaTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 72: 415-595.
1933  “Lapjesgeld op Celebes”  (Uang kain di CelebesTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 73: 172-83.
1933 “De Oorsprong van de Priestertaal in Poso” (Asal mula bahasa Dukun di PosoMededeelingen der Koninklijke Academie van Wetenschappen 76, B, No. 7: 197-214.
1934 “De Betekenis van den Zonnehoed bij de Oost-Toradjas (Arti dari tudung kepala pada orang Toraja TimurTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 74: 302-15.
1935 De Stamfeest op Midden-Celebes” (Pesta suku di Sulawesi Tengah) Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 75: 550-604.
1935 De Rijstgodin op Midden-Celebes, en de Maangodin” (Dewi Padi di Sulawesi Tengah, dan Dewi Bulan) Mensch & Maatschappij 11(2): 109-22.
1936 De Rijstgeest (Roh padi) (Amsterdam: A.B. Jonker)
1937 Het Leven van de Vrouw in Midden-Celebes.(Kehidupan wanita di Sulawesi Tengah) (Amsterdam: Bureel Wolanda India)
1937 “Het Leggen van een Knoop in Indonesie.” (Menaruh dan membuat simpulMededeelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afdeeling Letterkunde Deel 84, Serie B(4): 147-66.
1937 De krokodil in het leven van de Posoërs. Oegstgeest: Zendingsbureau. (Terjemahan dalam Bahasa Inggris)
1938 “Het Schommelin in de Indische Archipelago” (Mengayun di Kepulauan Hindia-BelandaBijdragen KITLV 97: 363-424.
1938 Luis en Spel in ons Indië (Santai dan bermain di Indonesia) (Amsterdam: Bureel Wolanda India)
1939 “De geboorte van de nieuwemaan volgens verhalen der Toradjas van Celebes” (Kelahiran bulan baru menurut dongeng-dongeng Toraja di SulawesiCultureel Indië, I: 231-245.
1940 “Rechts en Links bij de Bewoners van Midden-Celebes” (Kanan dan Kiri dengan Penduduk Sulawesi Tengah) Bijdragen KITLV 339-55.
1940 Volksverhalan van de Oost-toradjas (Cerita Dongeng Toraja TimurTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 80: 221-66.
1940 De Buffel, Die een Meisje ter wereld bracht, een verhaal van de Oost-Toradja” (Kerbau Yang Membawa Seorang Gadis ke Dunia, Kisah Toraja TimurMensch en Maatschappij XVI: 255-70.
 1950 De Bare’e Sprekende Toradjas van Midden Celebes (de Oost Toradjas) 3 vols. (Toraja Yang Berbicara Bare’e di Sulawesi Tengah (Toraja Timur) 3 jilid) (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 54; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij).

Kruyt, J.

1970 Het Zendingsveld Poso: Geschiedenis van Een Konfrontatie. (Daerah kerja Zending Poso: Sejarah Sebuah Konfrontasi) (Kampen: Uitgeversmij J.H. Kok N.V.)

Langkamuda, Hr.

1992 Pengembangan Masyarakat dalam Pelayanan GKST” In Wajah GKST: Buku Kenangan 100 Tahun Injil Masuk Tana Poso. Dj. Tanggerahi et al, eds., 179-89. (Tentena: Gereja Kristen Sulawesi Tengah).

Lapasila, Nofianti

2020 Dengan Tuti Bahfiarti, Muhammad Farid “Etnografi Komunikasi Pergeseran Makna Peran Tradisi Padungku Pasca Konflik Poso di Sulawesi TengahJurnal Scriptura 10(2): 111-122

Luke, Joice Yulinda

2015 “The Use of Code-Mixing among Pamonanese in Parata Ndaya Closed-Group Facebook” (“Penggunaan Campur Kode di Kalangan Pamona di Facebook Grup Tertutup Parata Ndaya”Lingua Cultura 9(1): 40-46.

Magido, A.

1987 Tata Cara Perkawinan Adat Suku Pamona di Kabupaten Poso. (Poso: Privately published).

McRae, Dave

2007 “Criminal justice and communal conflict: A case study of the trial of Fabianus Tibo, Dominggus da Silva and Marinus Riwu” (“Peradilan Pidana dan Konflik Komunal: Studi Kasus Pengadilan Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu”Indonesia 83: 79–117.

Meulin, P. J. van den

1923a “Het Volksonderwijs in Beheer bij de Zending, en de te Dien Aanzien Bestaande Regeerings-Voorschriften.” (Pendidikan Umum dalam Administrasi Misi, dan Peraturan Pemerintah Yang Ada Tentang IniKT 12: 243-67.
1923b “Antwoord op het Artikel van Dr. Alb. C. Kruyt.” (Jawaban untuk Artikel oleh Dr. Alb. C. Kruyt.) KT 12: 434-40.

Museum Negeri Propinsi Sulawesi Tengah

1991 Tata Sajian Upacara Adat Suku Kaili. (Palu: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Museum Negeri Propinsi Sulawesi Tengah)

Nadjamuddin, Lukman

2002 Dari Animisme ke Monotheisme, Kristenisasi di Poso 1892-1942 (Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia)

Nasrum, Muhammad

2008 “Can We Make Peace Through The Media? Some Lessons From The Roles of Media on Peace Building Programme In Poso Central Sulawesi Indonesia” (Bisakah Kita Berdamai Melalui Media? Beberapa Pelajaran Dari Peran Media Dalam Program Pembangunan Perdamaian Di Poso Sulawesi Tengah IndonesiaJurnal Perdamaian 2: 55-73
2016 “From communal conflicts to terrorism in Poso, Central Sulawesi, Indonesia: A shifting terrain” (Dari konflik komunal hingga terorisme di Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia: Medan yang berubah)  Journal of Peacebuilding & Development 11(2): 83-88

Noort, G.

2006 De weg van magie tot geloof : Leven en werk van Albert C. Kruyt (1869-1949), zendeling-leraar in Midden-Celebes, Indonesië (Jalan dari sihir menuju iman : kehidupan dan karya Albert C. Kruyt (1869-1949), guru misi di Sulawesi Tengah, Indonesia) (PhD dissertatie, Utrecht University).

Purwana, Bambang Hendarta Suta

2016 Sintuwu Maroso Ri Tana Poso: Analisis Kapasitas Modal Sosial Masyarakat PosoPatrawidya 17(2): 75-94.

Riedel, J. G. F.

1886 De Topantunuasu of Oorspronkelijke Volksstammen van Centraal Selebes.” (Topantunuasu atau penduduk asli di Sulawesi TengahBTLV 35: 77-95.

Qurtuby, Sumanto Al

2012/13 Reconciliation from Below: Indonesia’s Religious Conflict and Grassroots Agency for PeacePeace Research 44/45(2/1): 135-162.

Sangaji, Arianto

2003 Rumput kering di balik anyir darah: Konteks sosial dari trajedi kemanusian Poso (Palu: Yayasan Tanah Merdeka).
2007 “The security forces and regional violence in Poso” (Aparat keamanan dan kekerasan regional di Poso) in Renegotiating boundaries: local politics in post-Suharto Indonesia, edited by Henk Schulte Nordholt and Gerry Van Klinken (Leiden: KITLV), 255-81.

Schoor-Lambregts, A. J. van de

1992 Het Heerlijke en Schoone Werk der Zending”; Alb. C. Kruyt over Celebes.” (Karya Misi yang Mulia dan Indah”; Alb. C. Kruyt di CelebesIndische Letteren 7 (3): 98-108.

Schrauwers, Albert

2002 “’Itu tidak ekonomis’: Sifat Ekonomi Moral yang Berakar pada Ekonomi Pasar di Dataran Tinggi Sulawesi, Indonesia”, terjemahan “‘It’s not economical’: The Market Roots of a Moral Economy” (1999)   Trans. Sumitro, and S.N. Kartikasari, in Tania Li, ed. Proses Transformasi Daerah Pedalaman di Indonesia (Jakarta; Yayasan Obor Indonesia), pp. 163-202.
1995 The Household and Shared Poverty in the Highlands of Central Sulawesi.” (Rumah Tangga dan Kemiskinan Bersama di Dataran Tinggi Sulawesi TengahJournal of the Royal Anthropological Institute, incorporating Man n.s. vol. 1 (2): 337-57
1997 “Houses, hierarchy, headhunting and exchange: Rethinking political relations in the Southeast Asian Realm of Luwu” (Rumah, hierarki, pengayauan, dan pertukaran: Memikirkan kembali hubungan politik di Wilayah Asia Tenggara LuwuBijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde vol. 153 (3): 311-35.
1998 “’Let’s Party’: State Intervention, Discursive Traditionalism and the Labour Process of Highland Rice Cultivators in Central Sulawesi, Indonesia.” (Mari Berpesta: Intervensi Negara, Tradisionalisme Diskursif dan Proses Buruh Petani Padi Dataran Tinggi di Sulawesi Tengah, IndonesiaJournal of Peasant Studies Vol. 25 (3): 112-30.
1999 Negotiating Parentage: The Political Economy of Kinship in Central Sulawesi, Indonesia” (Negosiasi Keturunan: Ekonomi Politik Kekerabatan di Sulawesi Tengah, IndonesiaAmerican Ethnologist Vol. 26 (2): 310-23.
2000 Three weddings and a Performance: Marriage, Households and Development in the Highlands of Central Sulawesi”, (Tiga Pernikahan dan Satu Pertunjukan: Pernikahan, Rumah Tangga dan Pembangunan di Dataran Tinggi Sulawesi Tengah)  American Ethnologist 27(4): 1-23.
2000 “Pillars of Faith: Religious Rationalization in the Netherlands and Indonesia.” (Rukun Iman: Rasionalisasi Keagamaan di Belanda dan IndonesiaJournal for the History of Dutch Missions and Overseas Churches 7(1): 1-23.
2002 The Miser’s Store: Property and Traditional Law in the Governance of the Economy.” (Tokonya Orang Kikir (Bagagu): Harta dan Hukum Adat dalam Pengaturan Ekonomi ‘Pribumi’Journal of Peasant Studies 29(2): 24-46.
2004 “H(h)ouses, E(e)states and class: On the importance of capitals in central Sulawesi” (R(r)umah, Status dan Kelas: Tentang Pentingnya Huruf Kapital di Sulawesi TengahBijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 160 (1): 71-93

Schuyt-Mansvelt, A.M.

1919 Padjangko: Een Toradja-”Boefje”. (Pajangko: Seorang Toraja- “penipu”) (‘S-Gravenhage: Boekhandel van den Zendingsstudie Raad).

Tobondo, A.R.

1992 “Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Wilayah GKST.” In Wajah GKST: Buku Kenangan 100 Tahun Injil Masuk Tana Poso. Dj. Tanggerahi et al, eds., 164-78. (Tentena: Gereja Kristen Sulawesi Tengah)

Tobondo, Adriani Galry Adoniram

2015 TENTENA CERITAMU KINI: Studi Hubungan Masyarakat Kristen dan Masyarakat Islam di Tentena Pasca Konflik Poso (Doktor Studi Pembangunan Program Pascasarjana UKSW).

Trihartono, A.

2015 Dengan N. Viartasiwi, “Engaging the Quiet Mission: Civil Society in Breaking the Cycle of Violence in the Post-conflict Poso, Indonesia” (Melibatkan Misi Tenang: Masyarakat Sipil dalam Memutus Siklus Kekerasan di Poso Pasca-Konflik, IndonesiaProcedia Environmental Sciences 28: 115-123

Parigi

Adriani, N.

1993 Dengan Alb. C Kruyt, and M Wenas. Van Poso Naar Parigi Sigi En Lindoe. (Palu: Proyek Pengembangan Permuseuman Sulawesi Tengah, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sulawesi Tengah)

Adriani, N. & A.C. Kruyt

1898 Van Posso naar Parigi, Sigi and Lindu” (Dari Poso ke Parigi, Sigi dan ke LinduMNZG 42: 369-535
1912 De Bare’e-Sprekende Toradjas van Midden-Celebes (Penduduk Toraja yang berbahasa Bare’e)(3 jilid, dilengkapi sebuah peta bahasa) (4 vols.) (Batavia: Landsdrukkerij). Jilid 1, Jilid 2
1913 “De Economische Toestanden, de Handel en Nijverheid der Toradja’s, op Celebes.” (Kondisi Ekonomi, Perdagangan dan Industri Orang Toraja di SulawesiTijdschrift voor Economische Geographie 4: 403-9.

Davis, Gloria

1976 Parigi: a Social History of the Balinese Movement to Central Sulawesi, 1907-1974. (Thesis–Stanford University)

Haliadi-Sadi

2011 Sejarah Perkembangan Nama Teluk Tomini Di Pulau SulawesiJurnal IKAHIMSI 1(2):31-44.
2012 Sejarah Kabupaten Parigi Moutong. ([Parigi Moutong]: Kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Parigi Moutong dengan Pusat Penelitian Sejarah (Pussej) Lembaga Penelitian, Universitas Tadulako Palu dan Penerbit Ombak).
2015 Dengan Syakir Mahid, Ismail Syawal Sejarah Pejuang Parigi Moutong  (Yogyakarta: Penerbit Ombak).

Hendra

2013 Totua Ngata dan Konflik (Studi atas Posisi Totua Ngata sebagai Lembaga Adat di Kecamatan Marawola)” Antropologi Indonesia 34(1): 15-27.
2020 Pengetahuan Personalistik Masyarakat Etnis Kaili Rai Terhadap Topeule di Desa Silanga Kecamatan Siniu Kabupaten Parigi MoutongJournal Idea of History 3(2): 80-86.

Kruyt, A.C.

1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah (Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Kusuma, Bachtiar Adnan

2007 H. Longki Janggola, Dari Parigi Moutong Menggapai Asa. (Jakarta: Yapensi, 2007).

Musschenbroek, S.C.J.W. van

1880 Toelichtingen behoorende bij de Kaart van de Bocht van Tomini of Gorontalo en aangrenzende landen” (Penjelasan terkait Peta Teluk Tomini atau Gorontalo dan negara tetanggaTNAG 4: 93-110.

Limonu, Mawardi H.

2019 Dengan Juraid, Syakir Mahid “Makna Simbol Pada Upacara “Mepaane Petu” Oleh Masyarakat Tialo Di Desa Ambesia Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong” NOSARARA: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Social 7(1): 47-61.

Musschenbroek, S.C.J.W. van

1880 Toelichtingen behoorende bij de Kaart van de Bocht van Tomini of Gorontalo en aangrenzende landen” (Penjelasan terkait Peta Teluk Tomini atau Gorontalo dan negara tetanggaTNAG 4: 93-110.

Tika, Zainuddin

2006 Dengan M. Ridwan Syam. Malino Berdarah: Napak Tilas Perjuangan Abd. Rauf Daeng Nompo Karaeng Parigi. (Makassar: Pustaka Refleksi).

Pipikoro

Kristiyanto, Jefri

2020 Dengan Welly E. Mamosey, Mahyudin Damis “Budaya Pengobatan Etnomedisin di Desa Porelea, Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah” HOLISTIK, Journal Of Social and Culture 13(1): 1-15.

Saluan

Dormeier, J.J.

1947 Banggaisch Adatrecht (Hukum Adat di Banggai) (Verhandelingen KITLV VI, Martinus Nijhoff, Den Haag)

Goedhart, O.H.

1908 “Drie Landschappen in Celebes (Banggai, Boengkoe, Mori)” (Tiga Lanskap di Sulawesi (Banggai, Bungku, MoriTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 50: 442-548.

Haliadi-Sadi

2013 Dengan Syakir Mahid, and Wilman Darsono. Verifikasi Nilai Budaya Bahari “Sasi” Di Indonesia Timur: Kepulauan Aru, Banggai Kepulauan, Dan Raja Ampat. (Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Hasanuddin

2015 Sejarah Sosial Politik Kerajaan Banggai, 1907-1942. (Yogyakarta: Kepel Press).

Kruyt, A.C. 

1932 “Banggaische Studiën” (Studi Banggai) Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 72: 13-102.
1932 “Balantaksche Studiën” (Studi BalantakTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 72: 328-90. (Terjemahan Dalam Bahasa Inggris)
1932 “De Zwarte Kunst in den Banggai-Archipel en in Balantak” (Ilmu Hitam di Kepulauan Banggai dan Balantak)Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 72: 727-41 (Terjemahan Dalam Bahasa Inggris).
1932 De Bewoners van den Banggai-Archipel” (Penduduk Kepulauan Banggai) TAG 1932: 66-88; 249- 271
1933 “Van Leven en Sterven in Balantak (Oostarm van Celebes)” (Hidup dan Mati di Balantak (Lengan Timur Sulawesi) Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 73(1): 1-39. (Terjemahan dalam Bahasa Inggris)
1932 De Pilogot der Banggaiers en hun Priesters”  (Pilogot Banggai dan Dukunnya) Mensch en Maatschappij 8(2): 114-35.
1934 “De Rijstbouw in Balantak (Oostarm van Celebes)” (Budidaya Padi di Balantak (Lengan Timur Sulawesi)) Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 74: 124-39. (Terjemahan dalam Bahasa Inggris).

Madina, Sofyan

2012 Dengan Abdurrahman. Sejarah Kesultanan Banggai. ([Jakarta]: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI).

Pristiwanto

2015 Tradisi Malabot Tumbe Kerajaan Banggai Di Wilayah Kabupaten Banggai Laut. (Yogyakarta: Kepel Press).

Rawis, Joyly

2011 Dengan Bambang Rudito. Montulungi Pada Suku Bangsa Saluan Di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. (Jakarta: Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata).

Tobaku

Aragon, Lorraine

1991 “Revised rituals in central Sulawesi: The maintenance of traditional cosmological concepts in the face of allegiance to world religion” (“Ritual yang Direvisi di Sulawesi Tengah: Mempertahankan Konsep Kosmologis Tradisional dalam Menghadapi Kesetiaan pada Agama Dunia”Anthropological Forum 6(3): 371-84.
1996 “twisting the gift: translating precolonial into colonial exchanges in Central Sulawesi, Indonesia” (“memutar hadiah: menerjemahkan prakolonial ke dalam pertukaran kolonial di Sulawesi Tengah, Indonesia”American Ethnologist 23(1): 43–60.
1996  “Suppressed and Revised Performances: Raego’ Songs of Central Sulawesi” (“Pertunjukan yang Ditekan dan Direvisi: Lagu Raego Sulawesi Tengah”Ethnomusicology 40(3): 413-439
1996 “Reorganizing the Cosmology: The Reinterpretation of Deities and Religious Practice by Protestants in Central Sulawesi, Indonesia” (“Reorganisasi Kosmologi: Penafsiran Ulang Ketuhanan dan Praktik Keagamaan oleh Protestan di Sulawesi Tengah, Indonesia”Journal of Southeast Asian Studies 27(2): 350-373.
1996  “The Currency of Indonesian Regional Textiles: Aesthetic Politics in Local, Transnational, and International EmblemsEthnos 64(2): 151-69
2000 Can Central Sulawesi Christians and Muslims get along? An Analysis of Indonesian Regional Conflict” (“Bisakah Kristen dan Muslim Sulawesi Tengah sepaket? Analisis Konflik Regional Indonesia”ANTROPOLOGI INDONESIA 63: 53-63
2000 Fields of the Lord : animism, Christian minorities, and state development in Indonesia (Ladang Ketuhanan : animisme, minoritas kristen, dan pembangunan negara di Indonesia) (Honolulu: University of Hawai’i Press).
2003 Missions and omissions of the supernatural: Indigenous cosmologies and the legitimisation of ‘religion’ in Indonesia” (“Misi dan penghilangan hal-hal gaib: Kosmologi Pribumi dan legitimasi ‘agama’ di Indonesia”) Anthropological Forum 13(2): 131-40
2003 “Expanding Spiritual Territories: Owners of the Land, Missionization, and Migration in Central Sulawesi” (“Memperluas Wilayah Spiritual: Pemilik Tanah, Misi dan Migrasi di Sulawesi Tengah”) in C.A. Kammerer & N. Tannenbaum, ed. Founders’ Cults in Southeast Asia: Ancestors, Polity, and Identity Monograph 52 (New Haven: Yale Southeast Asian Studies), 113-33.

Kruyt, A.C.

1938 De West-Toradjas op Midden-Celebes 4 vols. (Penduduk Toraja Barat di Sulawesi Tengah), Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde Nieuwe Reeks, Deel 40; Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij), terdiri dari 4 jilid dan dilengkapi peta-peta. Deel 1, Deel 2, Deel 3, Deel 4

Kruyt, A.C. dan J.

1920 Een Ries door het Westelijk deel van Midden Celebes” (Perjalanan Melalui Bagian Barat Sulawesi Tengah) MNZG 64: 3-17, 97-112, 193-216.

Tojo

Adriani, N. & Kruyt, A.C.

1899 “Van Posso naar Todjo” (Perjalanan dari Poso ke TojoMNZG 43(1): 1-46.

Haliadi-Sadi

2018 Biografi Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda Kabupaten Tojo Una-Una 2016-2020

Hoëvell, G.W.W.C. Baron van

1893a “Todjo, Posso en Saoesoe” (Tojo, Poso Dan SausuTijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 35(1): 1-47
1893b “Bijschrift bij de Kaart der Tomini-Bocht.” (Keterangan Peta Teluk TominiTNAG Second Series (X): 64-72

Maengkom, F.R.

1907 “Dagboek van een tocht uit Todjo naar Mori (Midden-Celebes), en terug naar het Poso-Meer”  (Buku Hadrian perjalanan dari Todjo ke Mori (Sulawesi Tengah), dan kembali ke Danau PosoTijdschrift KNAG tweede series 24: 855-71.

Schuyt, P.

1915 Het Tegenwoordige landschap Todjo” (Lanskap Saat Ini Tojo) MNZG 59: 262-92.

Wana

Alvard, Michael

2000 “The Potential for Sustainable Harvests by Traditional Wana Hunters in Morowali Nature Reserve, Central Sulawesi, Indonesia” (“Potensi Panen Berkelanjutan Pemburu Wana Tradisional di Cagar Alam Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia”Human Organization 59(4): 428-440.

Atkinson, Jane

1983 “religions in dialogue: the construction of an Indonesian minority religion” (“agama dalam dialog: konstruksi agama minoritas Indonesia”American Ethnologist 10(4): 684–696.
1987 “The Effectiveness of Shamans in an Indonesian Ritual” (“Efektivitas Dukun dalam Ritual Indonesia”American Anthropologist 89(2): 342–355.
1989 The art and politics of Wana shamanship (Seni dan politik perdukunan Wana) (Berkeley: University of California Press).
1990 “How gender makes a difference in Wana society” (“Bagaimana kelamin membuat perbedaan dalam masyarakat Wana”) in J.M. Atkinson & S. Errington eds. Power and difference: Gender in Island Southeast Asia (Stanford: Stanford University Press).
2003 “Who appears in the family album: Writing the history of Indonesia’s Revolutionary Struggle” (“Siapa yang muncul di album keluarga: Menulis Sejarah Perjuangan Revolusioner Indonesia”) in Renato Rosaldo ed. Cultural Citizenship in Island Southeast Asia: Nation and Belonging in the Hinterlands (University of California Press), 134-61.

Camang, Nasution

2003 Tau Taa Wana Bulang: Bergerak Untuk Berdaya. (Palu, Sulawesi Tengah: Yayasan Merah Putih Palu)

Grumblies, Anna-Teresa

2013 “Being Wana, Becoming an “Indigenous People”. Experimenting with Indigeneity in Central Sulawesi” (“Menjadi Wana, Menjadi “Masyarakat Adat”. Bereksperimen dengan Pribumi di Sulawesi Tengah”) in Brigitta Hauser-Schäublin edited, Adat and Indigeny in Indonesia. Culture and Entitlements between Heteronomy and Self-Ascription, (Göttingen Studies in Cultural Property, Vol. 7, Göttingen: Göttingen University) 81-98.
2016 The Construction of Marginality among Upland Groups in Indonesia: The Case of the Wana of Central Sulawesi (Konstruksi Marjinalitas Kelompok Dataran Tinggi di Indonesia: Kasus Wana Sulawesi Tengah) (PhD dissertation, Universität zu Köln).
2017 “Conceptualizing Marginality in Indonesia” (“Membayangkan Marginalitas di Indonesia”) in Michaela Haug, Martin Rössler, Anna-Teresa Grumblies eds. Rethinking Power Relations in Indonesia: Transforming the Margins (New York: Routledge), 43-61.

Himmi, S. Khoirul

2014 Dengan M. Alie Humaedi, Sri Astutik “Ethnobiological study of the plants used in the healing practices ofan indigenous people Tau Taa Wana in Central Sulawesi, IndonesiaProcedia Environmental Sciences 20: 841 – 846.

Humaedi, M. Alie

2014 Tradisi Pelestarian Hutan Masyarakat Adat Tau Taa Vana di Tojo Una-Una Sulawesi TengahJurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam 11(1): 91-111.
2016 Etnografi Pengobatan: Prakrit Budaya Peramuan & Sugesti Komunitas Adat Tau Taa Vana (Lkis Pelangi Aksara)
2018 Pengakuan Hak-hak Kewarganegaraan Komunitas Adat Terpencil “Tau Taavana” (Tau Taa Wana) di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah” Kajian 23(4): 329-55.

Kruyt, A.C.

1930 “De To Wana op Oost-Celebes”  (Orang To Wana di Sulawesi Timur) Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde 70: 397-627.

Kruyt, J.

1933 “Een Reis door To Wana” (Perjalanan Menuju Wana) MNZG 77: 19-48.

Lahadji, Jabar

1999 “Morowali nature reserve and the Wana people”, (Cagar alam Morowali dan masyarakat Wana) in Marcus Colchester and Christian Erni ed., Indigenous Peoples and Protected Areas in South and Southeast Asia: From Principles to Practice. (Amsterdam: Aksant Academic Publ.), 228-249.

Scalici, Giorgio

 

“Eating together to grieve together: the funeral meal of Wana people of Morowali” (Makan bersama untuk berduka bersama: makanan pemakaman orang Wana MorowaliFeast 3:

2020

Marginalized centre: Wana people and the geography of powerJournal of the British Association for the Study of Religion 21: 114-134